Dark/Light Mode

Demi Bahas Palestina di OKI, Menlu Buru-buru Tinggalkan China Menuju Saudi

Jumat, 20 Oktober 2023 14:14 WIB
Menlu Retno Marsudi (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Menlu Retno Marsudi (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi meninggalkan Beijing dan terbang ke Jeddah, Arab Saudi, untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada press briefing, Kamis (19/10), Retno mengatakan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk segera meninggalkan Forum Belt and Road di Beijing, China.

Seharusnya, Retno mendampingi Jokowi di forum yang dihadiri Presiden China Xi Jinping dan juga Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut. Namun, Jokowi memintanya segera terbang ke Jeddah untuk menghadiri pertemuan OKI yang membahas konflik Palestina dan Israel.

"Indonesia tidak bisa diam melihat situasi kemanusiaan yang menghancurkan di Gaza. Indonesia mengutuk keras agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga sipil di jalur Gaza yang terkepung dan seluruh wilayah pendudukan Palestina," kata Retno, dalam keterangan yang diterima RM.id, Jumat (20/10).

Baca juga : Kemenlu Kudu Siapkan Evakuasi Secepatnya

Menurutnya, ada tiga hal yang harus dihasilkan dari pertemuan ini. Pertama, mengakhiri siklus kekerasan, dan OKI harus memanfaatkan segala cara yang ada untuk mendesak gencatan senjata dengan segera.

"Karena Dewan Keamanan PBB tidak mampu melakukan tugasnya, maka OKI harus mendesak Majelis Umum PBB untuk mengadakan sidang khusus darurat untuk menggalang dukungan internasional yang lebih kuat," ujarnya.

Kedua, perlu memastikan jalannya akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan ke Palestina. Pemblokiran akses terhadap listrik, air, dan bahan bakar, serta hukuman kolektif terhadap warga sipil dilarang dalam hukum internasional.

Baca juga : Imigrasi: Mentan Syahrul Tinggalkan Indonesia Menggunakan Paspor Diplomatik

Retno mengatakan, OKI harus bisa menyerukan agar segera tercipta koridor kemanusiaan di Gaza hingga menolak seruan untuk menggusur penduduk Jalur Gaza. "Setiap detik sangat berarti sebelum rakyat Palestina dihancurkan, dirampas hak-hak dasar mereka untuk hidup. OKI harus segera menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menciptakan koridor kemanusiaan di Gaza, dan memastikan hukum kemanusiaan internasional dihormati," tegasnya.

Ketiga, Indonesia juga mendorong agar semua pihak mengatasi akar penyebab konflik. Retno mengatakan, perdamaian abadi tidak akan pernah tercapai tanpa adanya perbaikan bagi rakyat Palestina. 

Oleh sebab itu, OKI harus mendesak adanya proses perdamaian yang bermakna untuk terus mencapai solusi dua negara, sebagai satu-satunya jalan ke depan. "Saya ingin mengingatkan kita kembali, perjuangan Palestina adalah alasan utama keberadaan OKI. Jika ada waktu bagi OKI untuk membuktikan penyebabnya, maka tidak ada waktu lain selain sekarang. Kita harus bertindak bersama sekarang!" ujarnya.

Baca juga : Ditelikung Bacapres, SBY Mengaku Tidak Naif, Hanya Tidak Menyangka: Kasar

"Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan Israel dan negara-negara lain untuk menghapuskan persoalan Palestina, menghapuskan hak hidup rakyat Palestina. Dan jangan biarkan Israel menuntaskan pendudukan terhadap tanah Palestina," tegasnya.

Retno menegaskan, Indonesia juga mengutuk keras penyerangan Israel terhadap Rumah Sakit Al Ahly yang menyebabkan ratusan korban jiwa. Perintah evakuasi Israel terhadap 22 rumah sakit di Gaza tidak manusiawi. Hal itu bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional, dan harus diabaikan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.