Dark/Light Mode

Duta Besar Rusia Untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva

Mengupas Kudeta Berdarah Dan Konflik Di Ukraina

Sabtu, 25 November 2023 08:17 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. (Foto: Antara)
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Mari kita mengingat peristiwa tragis yang terjadi pada 2 Mei 2014 di Gedung Dewan Serikat Buruh di Odessa. Ketika itu, aksi pembalasan dilakukan terhadap penentang kudeta (puluhan orang tewas dalam kebakaran, sedangkan ratusan lain­nya menderita luka-luka).

Menanggapi kudeta berdarah yang terjadi, Krimea dan Don­bass kemudian mengadakan referendum sesuai dengan prinsip kesetaraan dan penentuan nasib sendiri. Hal itu diabadikan dalam Pasal 1, paragraf 2, Piagam PBB.

Pada saat bersamaan, berkat mediasi aktif Rusia, pada 12 Feb­ruari 2015, “Paket langkah penerapan Perjanjian Minsk” yang tertuang dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2202 dapat ditandatangani. Dengan demiki­an, merembetnya perang saudara di Ukraina dapat dihindari.

Belakangan menjadi jelas bahwa rezim Kiev (pada 17 Juni 2022, melalui mantan Presi­den Ukraina Petro Poroshenko mengatakan bahwa ”Perjanjian Minsk tidak berarti apa-apa bagi kami, kami tidak berniat melak­sanakannya... tugas kami adalah menghindari ancaman tersebut... mengulur waktu, memberi waktu bagi kita sendiri untuk memulih­kan pertumbuhan ekonomi dan membangun kekuatan angkatan bersenjata”).

Baca juga : Makanan Dan Tarian Nusantara, Magnet Bazaar Manila

Dan, para pihak “penjamin” Barat yang diwakili Angela Merkel (mantan Kanselir Jerman) dan Francois Hollande (mantan Presiden Prancis) juga mengang­gap, “Paket Tindakan” Minsk hanya sebagai kesempatan mengulur waktu guna memperkuat dan mempersenjatai Angkatan Bersenjata Ukraina guna mela­wan Rusia. Bukan untuk mengakhiri permusuhan.

Menurut berbagai prediksi, pada Februari 2022, Amerika Serikat telah memberikan bantuan militer kepada Ukraina senilai sekitar 24,5 miliar dolar ASdan Uni Eropa sekitar 28 miliar dolar AS. Sebagai perbandingan, anggaran pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara sekitar 30 miliar dolar AS.

Nihilisme dan pelanggaran hukum yang terjadi di Ukraina sebagai akibat peristiwa Maidan, yang tidak mendapat tanggapan yang seharusnya dari mitra Barat, memberikan ilham bagi otoritas Kiev untuk menanam­kan Russophobia, memalsukan sejarah dan menghidupkan kem­bali neo-Nazisme dengan latar belakang delapan tahun agresi berkelanjutan terhadap warga sipil di negara-negara tenggara.

Pada saat yang sama, usulan sah kami untuk memberikan ja­minan keamanan hukum menge­nai non-ekspansi (non-perluasan) aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke wilayah Timur diabaikan. Lalu, pada Februari 2022, klaim Kiev atas kepemili­kan senjata nuklir sudah dibuat.

Baca juga : Beri Penghargaan Kepada Pegiat Hubungan Persahabatan Kedua Negara

Alhasil, Rusia justru tak pu­nya pilihan selain mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) pada 21 Februari 2022, serta melancar­kan operasi militer khusus pada 24 Februari 2022 untuk melindungi Donbass, demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta menyingkirkan ancaman terhadap keamanan tanah air kami.

Saat ini menjadi jelas bahwa tujuan “Maidan” yang diprakar­sai negara-negara Barat pada November 2013 adalah untuk mengubah Ukraina menjadi sen­jata mereka di tangan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya. Tujuan jangka panjangnya ada­lah “memperoleh kemenangan atas Rusia di medan perang”

Rupanya, “mitra” Barat kita tidak siap berkompromi. Mereka sama sekali tidak memiliki be­las kasihan atas Ukraina dalam perang ini dan berusaha melemah­kan Rusia dengan cara apa pun.

Mereka tidak ingin memahami bahwa negara lain juga memiliki kepentingannya sendiri, dengan mengabaikan kepentingan terse­but akan terus membawa pada kegagalan yang mereka alami sekarang di Eropa Timur.             

Baca juga : Gelar Tumpengan, Apresiasi Tokoh Penerima Bintang Jasa Dari Kaisar

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Sabtu 25/11/2023 dengan judul Mengupas Kudeta Berdarah & Konflik Di Ukraina, Oleh: Duta Besar Rusia Untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.