Dark/Light Mode

Korut Luncurkan Rudal Jarak Jauh, Washington Ketar-Ketir

Selasa, 19 Desember 2023 05:46 WIB
Warga Korea Selatan di Stasiun Kereta Api Seoul, Senin (18/12/2023), menonton televisi yang menyiarkan berita tentang uji coba rudal balistik jarak jauh yang dilakukan Korea Utara. (Foto AP/Ahn Young Joon)
Warga Korea Selatan di Stasiun Kereta Api Seoul, Senin (18/12/2023), menonton televisi yang menyiarkan berita tentang uji coba rudal balistik jarak jauh yang dilakukan Korea Utara. (Foto AP/Ahn Young Joon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Republik Demokratik Korea (DPRK) atau Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal jarak jauh pada Senin (18/12/2023). Rudal ini diklaim dapat menjangkau Amerika Serikat (AS). Washington DC pun ketar-ketir dan mengecam uji coba tersebut.

“Peluncuran ini, seperti peluncuran rudal balistik lainnya yang dilakukan Pyongyang tahun ini, merupakan pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita AFP.

Sementara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jepang mengatakan, rudal yang diujicoba itu adalah rudal balistik antarbenua, intercontinental ballistic missile (ICBM). Rudal ini memiliki potensi jangkauan lebih dari 15.000 kilometer. Jarak ini mencakup keseluruhan AS.

Melansir Channel News Asia (CNA), stasiun televisi berita Singapura, penembakan rudal balistik tersebut dilakukan setelah Korut melakukan uji coba rudal ICBM dengan jarak pendek pada Minggu (17/12/2023) malam.

Militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya telah mendeteksi peluncuran rudal balistik jarak jauh dari wilayah Pyongyang pada Senin pagi. Rudal tersebut terbang sejauh 1.000 km sebelum jatuh di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menilai, peluncuran rudal tersebut sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas. Sebagaimana diketahui, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan Korut menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya, sejak negara tersebut pertama kali melakukan uji coba nuklir pada 2006.

Baca juga : UBL Luncurkan Logo Budi Luhur 45 Tahun

Korut telah melakukan uji tembak empat ICBM tahun ini. Hwasong-18 merupakan ICBM Korut yang paling canggih dan kuat. Negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut pertama kali meluncurkan Hwasong-18 pada April, kemudian pada Juli.

Hwasong-18 adalah ICBM pertama Korut yang menggunakan bahan bakar padat. Ini membuat Hwasong-18 lebih mudah diangkut dan diluncurkan lebih cepat dibanding versi berbahan bakar cair.

Rudal Hwasong-18

Pemerintah Korsel dalam sebuah pernyataan mengatakan, mereka sedang menganalisis apakah peluncuran pada Senin tersebut merupakan ICBM berbahan bakar padat.

Terpisah, Profesor Studi Ko￾rea Utara di Universitas Ewha, Seoul, Korea Selatan, Park Wongon menilai, ada kemungkinan besar Pyongyang me￾lakukan uji coba penembakan Hwasong-18.

“Hwasong-18 menggunakan bahan bakar padat, sehingga tidak memerlukan waktu persiap￾an, dan dapat langsung ditembakkan dari peluncur bergerak. Juga dapat dilihat sebagai sistem senjata dengan kemampuan praktis untuk menyerang daratan AS,” kata Park kepada AFP.

Tahun lalu, Korea Utara mendeklarasikan negaranya sebagai negara dengan kekuatan nuklir. Pemimpin Korut juga telah berulang kali menyatakan, mereka tidak akan pernah menghentikan program nuklirnya. Pyongyang menganggap ini sebagai hal yang penting untuk kelangsungan hidup negara tersebut.

Baca juga : MK Luncurkan 34 Buku di HUT ke-20, Perpusnas Beri Apresiasi

AS dan Korsel telah mengadakan sesi pertemuan untuk Konsultasi Nuklir di Washington DC, Jumat (15/12/2023). Kedua negara membahas pencegahan nuklir jika terjadi konflik dengan Korut.

Pada Sabtu (16/12/2023), AS dan Korsel juga memperingatkan Pyongyang, setiap serangan nuklir dari Pyongyang terhadap AS dan Korsel akan mengakhiri rezim Korut.

Pada Minggu (17/12/2023), seorang Juru Bicara Kemenhan Korut memberikan statemen balasan. Korut mengecam setiap rencana kedua negara yang bersekutu tersebut, untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan pada tahun depan. Korut juga mengecam latihan militer gabungan yang mencakup latihan operasi nuklir.

“Ini adalah deklarasi terbuka mengenai konfrontasi nuklir untuk menjadikan penggunaan senjata nuklir terhadap DPRK sebagai sebuah fait accompli,” kata pernyataan yang disiarkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

“Setiap upaya untuk menggunakan angkatan bersenjata terhadap DPRK, akan menghadapi tindakan pencegahan dan mematikan,” tambahnya.

Peluncuran satelit mata-mata militer Korut bulan lalu semakin merusak hubungan Pyongyang dan Seoul, yang bersekutu dengan AS. Menurut Korut, peluncuran satelit mata-mata tersebut sebagai terobosan besar.

Baca juga : Lestarikan Budaya Jawa, Paku Wojo Resmikan Sekretariat

Korut mengklaim, mereka mampu melacak gambar area-area militer AS dan Korsel. Peluncuran itu pun mematahkan perjanjian militer antara kedua Korea, yang dibuat untuk meredakan ketegangan di semenanjung tersebut.

Setelah peluncuran satelit mata-mata, kedua belah pihak meningkatkan keamanan di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) yang me￾misahkan mereka.

“Jika Korea Utara melakukan tindakan sembrono yang menghancurkan perdamaian, mereka hanya akan menghadapi kehancuran besar,” kata Menteri Per￾tahanan Korsel, Shin Won-sik.

KCNA juga mengutip pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang mengatakan, bahwa militernya memiliki “mata yang mampu melihat dari jarak yang sangat jauh dan pukulan kuat untuk menyerang dalam jarak yang sangat jauh”.

Profesor Park dari Universitas Ewha menduga, “pukulan” tersebut maksudnya adalah rudal Hwasong-18.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.