Dark/Light Mode

Menangi Pilpres Taiwan, Lai Ching-te Ajak China Duduk Bareng

Senin, 15 Januari 2024 06:00 WIB
Lai Ching-te (tengah) bersama para pendukungnya menyambut kemenangan dalam Pilpres Taiwan, 13 Januari 2024, di Taipei. (Foto AP/Louise Delmotte)
Lai Ching-te (tengah) bersama para pendukungnya menyambut kemenangan dalam Pilpres Taiwan, 13 Januari 2024, di Taipei. (Foto AP/Louise Delmotte)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden terpilih Taiwan, Lai Ching-te, mengajak Presiden China Xi Jinping untuk duduk bareng dan membahas hubungan kedua negara.

Ajakan ini disampaikan Lai, usai dinyatakan menang Pilpres Taiwan, Sabtu (13/1/2024). Pidato kemenangannya berlangsung pada konferensi pers pukul 20.30 waktu setempat.

“Kami akan menggunakan dialog untuk menggantikan konfrontasi, dan dengan yakin mengupayakan kerja sama dengan China,” ujarnya, dilansir media online Singapura, Channel News Asia, Minggu (14/1/2023).

“Langkah ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan dan mencapai tujuan kami, yaitu perdamaian dan kemakmuran bersama,” sambung sosok prodemokrasi itu.

Baca juga : Menang Lomba Pekarangan Rumput Paling Jelek Di Dunia

Lai (64), politisi dari Democratic Progressive Party (DPP), terpilih menjadi pengganti Presiden Tsai Ing-wen, setelah meraih 40,05 persen suara. Berdasarkan data Komisi Pemilu Taiwan, dua saingan Lai, yaitu Hou Yu-ih dari Partai Kuomintang (KMT) memperoleh suara 33,49 persen dan Dr Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) dengan 26,46 persen.

Dalam kampanyenya, Lai berulang kali mengatakan ingin mempertahankan status quo dengan China dan ingin berdialog.

“Kami tidak ingin bermusuhan dengan China. Kita bisa menjadi teman,” ujar Lai, yang kerap disapa William dalam wawan￾cara televisi Taiwan, Juli 2023.

Dalam pembicaraan lain pada Mei 2023, malah Lai mengatakan sangat tertarik jika bisa ngobrol sambil makan malam bersama Presiden China Xi Jinping. Apakah keinginannya bakal terjadi? Waktu yang akan menjawab.

Baca juga : Groundbreaking Polres Khusus Kawasan IKN, Kapolri Komit Kawal Kebijakan Presiden

Pasalnya, China memandang Lai adalah seorang separatis dan pembuat onar. Gara-gara pernyataan pertamanya sebagai Perdana Menteri (PM) Taiwan pada 2017, bahwa dia akan bekerja demi kemerdekaan Taiwan, telah memberi kesan buruk bagi China, yang menganggap Taiwan bagian dari provinsinya yang terpisah, dan akan kembali bersatu.

Namun, banyak warga menganggap Taiwan sebagai negara yang terpisah dari China, meskipun sebagian besar mendukung mempertahankan status quo. Yakni, Taiwan tidak mendeklarasikan kemerdekaan dari China atau bersatu dengannya.

Pada masa kampanye, Lai tetap berpegang pada pernyataan Presiden Tsai Ing-wen bahwa China dan Taiwan tidak saling tunduk. Yang membuat China khawatir adalah, Lai berusaha mengubah status quo dengan mendeklarasi￾kan pendirian Republik Taiwan. Padahal, Lai telah mengatakan bahwa dia tidak akan melakukannya. Lai yang pernah menjadi Wali Kota Tainan, bersikukuh hanya ingin Taiwan menjadi negara yang demokratis.

Direktur Pelaksana International Policy Advisory Group, Stephen Tan mengatakan, dasar pemikiran Lai serupa dengan mantan Presiden Tsai Ing-wen, yang tidak bisa mencalonkan diri kembali, setelah menjabat selama dua periode.

Baca juga : Sambangi Ponpes Al-Aziziyah NTB, Anies Minta Didoakan

“Saya tidak membayangkan kebijakan dan pemerintahannya akan membawa perubahan besar di dalam dan luar negeri,” ujar Tan.

Lai berasal dari latar belakang keluarga sederhana di Taiwan utara, putra seorang penambang batu bara. Sebelum terjun ke politik, dia adalah dokter.

Selamat Dari Amerika

Amerika Serikat (AS) memberi selamat kepada Lai. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memuji sistem demokrasi dan proses pemilihan di Taiwan.

Blinken mengatakan, AS berkomitmen menjaga perdamaian dan stabili￾tas lintas selat dan penyelesaian perbedaan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.