Dark/Light Mode

Saad al Hariri Oke Saja Bila Terpilih Lagi Jadi PM Lebanon, Tapi Ada Syaratnya...

Kamis, 31 Oktober 2019 10:05 WIB
Saad al Hariri, siap bila kembali terpilih menjadi PM Lebanon. (Foto: IG @saadhariri)
Saad al Hariri, siap bila kembali terpilih menjadi PM Lebanon. (Foto: IG @saadhariri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru sehari mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Lebanon, yang merupakan imbas dari aksi demo selama dua pekan, Saad al Hariri sudah menyatakan kesiapannya untuk menduduki posisi serupa di pemerintahan baru, Rabu (30/10).

Tapi, ada satu syarat. Jajaran kabinetnya harus diisi oleh para teknokrat yang bisa kerja kilat mengembalikan perekonomian yang kolaps.

Asal tahu saja, ini bukan kali pertama Hariri melepas jabatan PM. Hariri juga pernah mundur pada November 2017, sebelum lanjut memimpin kembali untuk periode ketiga.

Pengunduran diri Hariri membuat kekosongan di pemerintahan. Lebanon harus segera menentukan pemimpin dan kabinet baru, bisa segera bangkit dari keterpurukan.

Baca juga : Swasembada Pangan Bisa Diulangi, Ini Syaratnya

Jalan-jalan di Lebanon sudah nampak kembali normal, pasca demo 14 hari. Namun, masih terlihat pasukan bersenjata berpatroli untuk memastikan kondisi tidak lagi kembali rusuh.

Seperti dikutip Reuters, sumber yang menolak identitasnya disebutkan mengatakan, Hariri siap kembali menjadi PM untuk kali keempat asal kabinetnya tidak diisi orang-orang yang kini duduk di kabinet.

Kabinet Lebanon yang sekarang diisi oleh politisi dari partai sektarian. Beberapa di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Gebran Bassil dari Gerakan Patriotik Kemerdekaan Kristen.

Partai ini merupakan salah satu partai yang diprotes warga karena dianggap korup. Bassil sebelumnya menolak jajaran kabinet Lebanon, yang sekarang dibubarkan. Namun dia enggan memberi komentar atas mundurnya Hariri, yang merupakan politisi dari kubu oposisi.

Baca juga : Dua Putri Papua Barat Jadi Pilot Pertama Garuda dan Citilink

Presiden Lebanon Michel Aoun sudah meminta Hariri untuk melanjutkan pemerintahannya pada Rabu (30/10) sebagai pengurus sementara sampai kabinet baru terbentuk. Pasalnya, Aoun belum menemukan pengganti yang pas untuk mengisi kursi PM.

Di Lebanon, kursi PM biasanya diisi oleh politisi Sunni. Hariri adalah pentolan politisi Sunni yang disegani dan vokal di kawasan Barat, serta mendapat dukungan negara-negara Teluk.

Lebanon biasanya mendapat suntikan dana dari Negara Teluk, untuk kembali menjalankan pemerintahan. Jika Hariri mundur, Aoun khawatir tidak akan mendapatkan pejabat yang memiliki pengaruh sebesar Hariri.

Dikhawatirkan, gelombang protes kembali muncul di jalan-jalan Lebanon, jika pemerintahan masih vakum. Ini merupakan aksi demo terparah yang dialami Lebanon, sejak pasukan Hezbollah bentrok dengan pasukan Lebanon pada 2008.

Baca juga : Produksi Cabe dan Bawang Merah Pasca-Lebaran Tetap Aman

Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mendesak Lebanon segera membentuk pemerintah baru. "Rakyat menginginkan pemerintahan yang efisien dan efektif, serta reformasi ekonomi untuk mengakhiri endemik korupsi yang merajalela di Lebanon," ujar Pompeo. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.