Dark/Light Mode

Minta Jangan Saling Menyalahkan Soal Corona

PM Singapura Lee Hsien Loong Semprit Trump Dan Jinping

Selasa, 31 Maret 2020 08:30 WIB
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loon mengingatkan Amerika Serikat dan China menggunakan kemampuan mereka untuk menjinakkan Covid-19. (Foto Reuters)
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loon mengingatkan Amerika Serikat dan China menggunakan kemampuan mereka untuk menjinakkan Covid-19. (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyayangkan Amerika Serikat (AS) dan China, saling menyalahkan soal penanganan pandemi global Covid-19.

Lee menyebut, perseteruan kedua negara justru tak akan bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Lee menunggu aksi kedua negara itu.

“Sangat disayangkan jika mereka tidak menggunakan sumber daya itu untuk bekerja menghadapi tantangan yang sangat berat bagi umat manusia saat ini,” kata Lee, dilansir CNN.

Sebagai informasi, beberapa kali Presiden AS Donald Trump menyebut virus corona sebagai virus China. Trump juga menyebut China sengaja membuat virus mematikan ini. Sebaliknya, Presiden China Xi Jinping membalas dengan menyebut Amerika-lah yang menciptakan virus ini dan menyebarkannya di Wuhan.

Baca juga : Jangan Langgar Aturan Soal Corona di UEA, Sanksinya Nggak Nahan

Sedangkan, pendekatan yang dilakukan Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan dalam menguji dan melacak orang yang terinfeksi dipandang sebagai pelajaran bagi seluruh dunia. Sedangkan China, yang mulai pulih dari wabah, mulai menunjukkan kepemimpinannya. Dengan memberikan bantuan medis. Terutama pada mitra mereka.

“Tetapi jika AS dan China saling menyalahkan satu sama lain soal siapa yang menciptakan virus dan membiarkannya menyebar, saya pikir itu tidak membantu menyelesaikan masalah lebih cepat,” ujar Lee.

Ia menegaskan, masyarakat internasional justru akan meninggalkan AS jika mereka tetap tidak memimpin perang melawan Covid-19. Menurut Lee, dalam beberapa dekade, dunia cukup beruntung dengan kepemimpinan AS. Terutama dalam menghadapi krisis.

“Tapi, jika AS memiliki gaya berbeda, kita akan tetap melewatinya, dan bentuk lain akan bekerja. Namun, itu akan menjadi kerugian,” ucapnya.

Baca juga : PKS dan IDI Sepakat, Kebijakan Soal Corona Jangan Sekadar Imbauan

Terkait pernyataan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo yang menyebut China menutup-tutupi dan membungkam orang yang menemukan wabah ini, Lee mengaku tak yakin. Menurutnya, memang banyak orang yang akan mengatakan bahwa wabah tidak akan terjadi jika China melakukan hal yang benar. Namun, Lee justru melihat bagaimana virus terus mewabah di banyak negara.

“Mereka tidak berada dalam kekuasaan China. Namun, mereka tetap tidak mudah mengendalikan wabah,” katanya.

Di Singapura, Lee dianggap berhasil mengendalikan wabah. Hingga Minggu (29/3), ada 844 kasus positif Covid-19 di negara itu. Di mana, tiga orang meninggal. Dan ratusan lainnya dinyatakan sembuh. Namun Lee menolak menyebut pihaknya ‘menang’.

“Karena kami masih berada di tengah pertempuran yang begitu intens,” sebutnya.

Baca juga : Perangi Wabah Corona, Singapura Perpanjang Larangan Aktivitas Kaum Lansia

Lee juga mengaku, berharap situasi akan segera normal. Sampai orang meyakini bahwa mereka bisa bertahan dari virus. Dan juga, orang-orang kembali ke kehidupan sosial secara normal. Dan menurutnya, itu mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun.

Terkait apakah krisis ini akan menunda rencananya untuk mundur usai pemilu, Lee menjawab, saat ini masih fokus pada tugas yang diembannya.

“Krisis ini membuat tangan saya ‘penuh’. Mari kita fokus pada hal itu untuk saat ini,” tandas PM yang sudah 14 tahun berkuasa itu. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.