Dark/Light Mode

Amerika Klaim Kantongi Bukti Kuat

Corona Made in China

Selasa, 5 Mei 2020 07:44 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Virus Corona. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat terus menyalahkan China terkait wabah virus corona. Negeri Paman Sam terus menuding bahwa virus yang dinamai Covid-19 itu adalah buatan negeri Tirai Bambu. AS klaim mengantongi bukti kuat atas tudingannya itu.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut, sejumlah bukti menunjukkan bahwa virus yang kini telah menginfeksi sekitar 3,5 juta orang di seluruh dunia itu berasal dari laboratorium Wuhan. "Ada sejumlah besar bukti bahwa ini berasal dari laboratorium di Wuhan," ujar Pompeo, dalam wawancara dengan ABC dan dilansir Reuters, Minggu (3/5).

Dia amat yakin, Covid-19 adalah buatan manusia. Virus tersebut sengaja dikembangkan. “Para ahli terbaik sejauh ini tampaknya berpikir itu buatan manusia. Saya tidak punya alasan untuk tidak mempercayai hal itu pada saat ini,” tuturnya.

Tapi, ketika wartawan menunjukkan kesimpulan dari badan-badan intelijen AS yang juga meyakini virus corona bukan buatan manusia, Pompeo melunak. “Saya telah melihat apa yang dikatakan komunitas intelijen. Saya tidak punya alasan untuk percaya bahwa mereka salah," elak Pompeo.

Baca juga : Kena Dampak Corona, IKM Diusulkan Dapat Pinjaman Lunak

Beberapa jam setelah Pompeo menjalani sesi wawancara, giliran Presiden AS Donald Trump yang bicara. Dia menyatakan, pemerintah AS akan menyajikan laporan yang kuat soal asal-usul virus Corona.

Trump mengklaim, laporan itu akan sangat konklusif. Trump menuding, China melakukan kesalahan mengerikan terkait virus corona. China juga ogah mengakui membuat virus itu tapi juga tidak mengizinkan AS masuk melakukan penyelidikan.

"Itu seperti api. Anda tahu, itu sungguh seperti berupaya memadamkan api. Mereka tidak bisa memadamkan apinya. Kita ingin masuk, tapi mereka tidak menginginkan kita di sana," ujar Trump dalam program virtual town hall saluran berita Fox News yang direkam di Lincoln Memorial, Washington DC.

Trump memang terus melakukan kritik atas manajemen penanganan wabah Covid-19 yang pertama muncul di Kota Wuhan, China. Pekan lalu, Trump juga mengklaim memiliki bukti kalau virus itu berasal dari laboratorium virologi di Wuhan, bukan bermula dari pasar hewan seperti yang selama ini diberitakan.

Baca juga : Serbia Dinilai Manfaatkan Situasi Corona Untuk Bungkam HAM, Komisioner Eropa Didesak Ambil Sikap

AS juga disebut telah mengirimkan mata-mata ke China. Mata-mata ini ditugaskan mencari tahu asal mula virus corona. Hal ini diungkap dari berbagai pemberitaan media di AS seperti dikutip AFP.

Namun, hal ini belum terkonfirmasi. Pernyataan AS langsung ditanggapi China Global Times, yang dijalankan partai berkuasa di China, People's Daily. Dalam editorialnya, mereka menyebut Mike Pompeo tidak memiliki bukti. Menlu AS itu disebut hanya gertak sambal.

"Pemerintahan Trump terus terlibat dalam perang propaganda yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika mereka mencoba untuk menghalangi upaya global dalam memerangi pandemi COVID-19," tulis editorial China Global Times.

China juga menyindir AS lewat kartun animasi berjudul ‘Virus Ketika Dahulu’. Dalam video berdurasi 1 menit 47 detik buatan media resmi pemerintah, Xinhua, digambarkan pemerintah China yang diwakili seorang prajurit berdialog dengan Patung Liberty sebagai simbol AS.

Baca juga : Duit Corona Rawan Digarong

Keduanya tampak sahut-menyahut mengenai isu seputar corona. Prajurit itu melaporkan penemuan virus baru. Tapi, Patung Liberty menganggap virus itu hanya flu biasa. Ini menyindir Trump yang sempat menganggap corona tak berbahaya.

Dalam video itu, Patung Liberty digambarkan sebagai pihak yang begitu bebal. Selalu menyanggah pernyataan prajurit China hingga akhirnya situasi menjadi parah. Saat situasi sudah parah, Patung Liberty malah menuding prajurit memberikan data keliru.

"Kami selalu benar, meskipun itu kontradiktif," ujar Patung Liberty yang dijawab prajurit dengan sindiran keras! "Itulah yang kami suka dari orang Amerika: konsistensi." Sampai tadi malam, video tersebut sudah ditonton lebih dari 960 ribu orang. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.