Dark/Light Mode

Situasi Jelang Pemilu Sensitif

Dubes Vorobieva: Rusia Tak Campuri Urusan Negara Lain

Kamis, 14 Februari 2019 07:14 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia 
Lyudmila Vorobieva dalam jumpa pers di kediamannya, di Jakarta. (Foto dok Russia Embassy.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam jumpa pers di kediamannya, di Jakarta. (Foto dok Russia Embassy.

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum pada April nanti. Banyak kabar dan isu wara-wiri. Situasinya, bisa sangat ‘sensitif’ dan pernyataan apa pun bisa menghasilkan pemahaman yang salah. Belum tentu semua kabar tersebut benar.

Demikian disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam dalam press briefing di kediamannya di Jakarta, kemarin. Dia memaklumi kondisi tersebut.

“Masa jelang pemilu selalu sulit bagi suatu negara, emosi semakin tinggi dan akibatnya banyak hal terucap,” ujarnya. Bahasannya itu merunut pada penggunaan istilah ‘propaganda Rusia.’ Isu ini sempat mencuat dan disinggung Presiden Joko Widodo awal bulan ini. Memang, Presiden Jokowi tidak menuduh Rusia dalam ucapannya itu. Jokowi hanya mengutip istilah yang dipakai lembaga think-tank Amerika Serikat RAND Corporation.

Dubes Vorobieva mengaku pihaknya tidak memiliki masalah dengan kubu mana pun yang tengah bersiap dalam pemilu April mendatang. Dia juga tahu Presiden Jokowi tidak menyinggung negaranya.

“Pernyataan beliau itu tidak mempengaruhi hubungan baik kedua negara. Saya tidak melihat ada alasan untuk merusak hubungan baik ini dengan alasan apapun,” ujarnya.

Dia menggarisbawahi, negranya tidak akan pernah mencampuri urusan dalam negeri negara lain. “Kami menghormati pilihan rakyat Indonesia. Kami menghormati kedaulatan setiap negara,” tegasnya.

Baca juga : 4.000 Pengunjung Padati Festival Musik Dan Kuliner Nusantara Di Brunei

“Tidak. Bagaimana mungkin kami mencampuri urusan dalam negeri sahabat kami. Tidak akan pernah,” jaminnya.

Sejak istilah ‘propaganda Rusia’, berseliweran di media sosial, akun medsos milik Rusia mendapat serangan negatif  netizen yang membaca informasi setengah-setengah.

Kedubes Rusia memilih untuk menyebarkan klarifikasi via Twitter setelah istilah tersebut digunakan.

“Orang-orang memahaminya seolah-olah Rusia ikut campur urusan dalam negeri Indonesia. Jadi, kami pikir tepat untuk menyebarkannya melalui Twitter dan menegaskan kami tidak memiliki niat dan tidak akan mengintervensi,” jelasnya.

Perwakilan Kedubes Rusia juga sempat berkonsultasi dengan pejabat Indonesia untuk membahas masalah ini. “Kami tidak mengirimkan nota protes ke Kemlu Indonesia. Di pertemuan itu kami menjelaskan posisi kami dan bagi kami, masalah ini sudah selesai,” imbuhnya.

Lalu, mengenai klaim kelompok pemenangan soal dukungan negara asing pasca didatangi sejumlah dubes asing, Dubes Vorobieva juga ingin memberikan pencerahan. “Kami datang karena diundang (pihak pertahana dan opo- sisi). Kami tidak datang dengan sendirinya,” ujarnya.

Baca juga : Terus Meningkat, Peminat Wisata Medis Di Melaka

“Kami diundang, dan bukan hanya kami, tapi duta besar lain juga diundang ke acara mereka,” sambungnya.

Menurutnya, duta besar atau diplomat negara sahabat memang harus mengetahui program yang dibuat para capres dan cawapres. “Kedatangan kami bukan berarti dukungan khusus kepada salah satu pasangan calon. Kami hanya diundang untuk mendengarkan visi dan misi mereka, terutama soal kebijakan luar negeri,” paparnya.

Pembicaraan berlangsung seru. Tak melulu bicara isu seputar pilpres. Vorobieva juga menyinggung soal pengenalan Indonesia kepada generasi muda Rusia. Menurut dia, media negaranya perlu ada di Indonesia. Sebab, generasi muda Rusia saat ini sepertinya memiliki pemahaman yang terbatas menge- nai Indonesia.

“Kami tidak memiliki keberadaan media di Indonesia yang menurut saya adalah kesalahan besar,” katanya.

“Indonesia hanya terkadang disebut jika ada bencana alam dan soal Bali, tetapi Indonesia lebih dari itu, sebuah negara yang luar biasa dan budaya yang fantastis, sejarahnya. Saya ingin rakyat Rusia mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, terutama kalangan muda.”

Generasi yang lebih tua bisa dikatakan mengenal Indonesia, lagu-lagunya dan melalui tokohnya, seperti Presiden RI Pertama, Sukar- no. Namun, tidak demikian dengan kalangan muda Rusia.

Baca juga : Berita Indonesia Jadi Magnet Di Malaysia

“Generasi muda jika berbicara soal Indonesia, mereka berpikir tentang Bali. Tentang gempa bumi dan itu adalah hal yang buruk,” ujarnya.

Dia menyampaikan pujian kepada Kedutaan Besar Indonesia di Moskow dan Duta Besar Indone- sia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi yang telah berusaha keras mempromosikan budaya Indonesia kepada warga Rusia.

“Saya harus memberi pujian kepada Kedutaan Besar Indonesia di Moskow dan Duta Besar Wahid Supriyadi yang benar-benar mempromosikan budaya Indonesia melalui festival budaya Indonesia. Saya rasa dia melakukan pekerjaan yang luar biasa,” tandasnya.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.