Dark/Light Mode

Gila, Kepala Polisi Houston Berani Nyuruh Trump Mingkem

Selasa, 2 Juni 2020 16:06 WIB
Kepala Kepolisian Houston, Texas, Art Avecedeo menggandeng dan berjalan bersama para demonstran yang memprotes tewasnya warga kulit hitam George Floyd. Foto: CNN
Kepala Kepolisian Houston, Texas, Art Avecedeo menggandeng dan berjalan bersama para demonstran yang memprotes tewasnya warga kulit hitam George Floyd. Foto: CNN

RM.id  Rakyat Merdeka - Bukannya memberi masukan yang ngademin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump malah mengeluarkan perintah pengerahan pasukan militer dan garda nasional untuk mengamankan massa yang turun ke jalan untuk memprotes tewasnya warga kulit hitam, George Floyd, di tangan polisi AS.

Kepala Kepolisian Houston, Texas, Art Acevedo, menyarankan Trump untuk mingkem, jika tidak bisa memberi masukan membangun di tengah kondisi yang ricuh di sejumlah negara bagian AS ini.

Aksi demo ini dipicu oleh kematian warga kulit hitam AS, George Floyd, yang meninggal setelah kehabisan napas ketika lehernya ditekan oleh lutut seorang polisi saat dalam penangkapan, pekan lalu. 

Kematian Floyd dianggap sebagai puncak amarah publik AS terkait kebrutalan dan sikap rasial yang sistematis, terutama oleh aparat terhadap warga kulit hitam dan minoritas.

Baca juga : Menkeu Nyuruh Turun Kelas

"Biar saya beri masukan kepada anda Presiden Donald Trump atas nama seluruh polisi di negara ini. Jika anda tidak bisa memberi masukan konstruktif, lebih baik diam," tegas Acevedo kepada CNN, Senin (1/6).

Trump sebelumnya memerintahkan seluruh gubernur untuk mengerahkan pasukan militer dan Garda Nasional untuk menangani pendemo.

Merespon nasihat sang Presiden, Acevedo menilai pernyataan Trump itu hanya memperkeruh keadaan. Dia menganggap masukan Trump hanya menempatkan para pedemo, yang mayoritas merupakan warga berusia sekitar 20-30 tahunan, dalam risiko besar.

"Ini bukan soal mendominasi, ini terkait bagaimana caranya kita memenangkan hati dan pikiran mereka. Satu-satunya cara untuk menghadapi kebencian adalah dengan cinta, bukan dominasi," ujar Acevedo.

Baca juga : DPR Sesalkan Pemotongan Anggaran Di Lingkup Kementan

"Jika Anda tidak punya sesuatu untuk dikatakan, lebih baik diam. Ini adalah sikap dasar dalam kepemimpinan, dan saat ini Amerika sangat membutuhkan sifat kepemimpinan itu dalam karakter seorang presiden. Kami tidak ingin orang yang tidak peduli mengendalikan situasi saat ini," lanjutnya.

Demonstrasi solidaritas terhadap Floyd berlangsung di puluhan kota dan negara bagian di AS. Protes pertama kali mencuat di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd pada 25 Mei kemarin.

Aksi solidaritas atas kematian Floyd bahkan meluas hingga negara Eropa dan Amerika Latin seperti Brazil hingga Selandia Baru.

Dalam sebuah rapat telekonferensi terkait penanganan unjuk rasa, Trump menganggap sebagian besar gubernur negara bagian AS dan aparat lemah dalam menindak demonstrasi yang berlangsung rusuh di beberapa wilayah.

Baca juga : Gobel Siap Kawal Janji Pemerintah Beri Penghargaan Ke Tim Medis

"Jika pemerintah kota atau negara bagian menolak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi properti dan warganya, saya akan mengerahkan personel militer AS dan dengan cepat menyelesaikan masalah ini," ujar Trump. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.