Dark/Light Mode

AS Dakwa Hacker 5 Asal China dan 2 Malaysia

Kamis, 17 September 2020 21:31 WIB
Ilustrasi hacker. (Foto AFP/NICOLAS ASFOURI)
Ilustrasi hacker. (Foto AFP/NICOLAS ASFOURI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), mengumumkan tuduhan terhadap lima warga negara China dan dua warga Malaysia. Mereka diduga terlibat dalam aksi peretasan global setidaknya selama enam tahun terakhir.

Aksi peretasan dilakukan untuk mencuri identitas dan sejumlah teknologi. Mulai dari games hingga memata-matai Hong Kong. Tiga tersangka hacker yang berasal dari China beroperasi di Chengdu 404. Sebuah perusahaan yang berbasis di Sichuan. Perusahaan itu disebut menawarkan sejumlah layanan keamanan jaringan untuk berbagai bisnis.

Dikutip Channel News Asia, mereka meretas komputer dari ratusan perusahaan dan lembaga di seluruh dunia. Cara kerjanya mengumpulkan identitas, membajak sistem untuk meminta uang tebusan, dan menggunakan ribuan komputer dari jarak jauh untuk memperoleh mata uang kripto atau cryptocurrency seperti bitcoin.

Baca juga : Reza Artamevia Ajukan Rehabilitasi

Dua warga negara China lainnya yang sebelumnya bekerja untuk Chengdu 404, dan dua warga Malaysia, dituduh melakukan peretasan ke perusahaan game besar. Mereka mencuri rahasia perusahaan dan "artefak game". Mereka juga diduga mencuri chits dan kredit dalam game bisa dijual lagi.

Ketujuh tersangka telah lama diketahui para ahli keamanan siber sebagai organisasi peretasan "APT41". Yang diidentifikasi dari alat dan teknik mereka. Beberapa pihak menyebut para peretas itu bekerja sama dengan Pemerintah China. Meski surat dakwaan tidak bisa membuktikan adanya hubungan kedua belah pihak.

Namun, Jiang Lizhi, salah satu peretas Chengdu 404 pada 2012 mengatakan pada rekannya dilindungi Kementerian Keamanan Negara China. Dan mengindikasikan bahwa mereka dilindungi jika tidak meretas di dalam negeri.

Baca juga : Deklarasi Capres Bukan Main-main

Michael Sherwin, Jaksa Federal AS menjelaskan, beberapa terdakwa percaya, bahwa hubungan mereka dengan Otoritas China memberikan mereka kesempatan. "Agar mereka bisa meretas dan mencuri di seluruh dunia," kata Sherwin, dalam sebuah pernyataan.

Tuduhan tersebut tidak menunjukkan motivasi politik langsung di balik aktivitas peretas. Meski mereka mendapatkan akses ke sistem komputer pemerintah di India dan Vietnam.

Namun, pada 2018 mereka mengatakan, Chengdu 404 menggelar program untuk mengumpulkan informasi. Tentang orang-orang yang terlibat dalam gerakan demokrasi Hong Kong, pada grup media AS yang melaporkan perlakuan terhadap minoritas Uighur di wilayah Xinjiang China. Dan pada seorang biksu Buddha Tibet. Tapi, klaim itu tidak menunjukkan bagaimana informasi itu digunakan.

Baca juga : Taiwan Ingatkan China, Jangan Pancing Kemarahan Rakyat

Kini, ketujuh tersangka menghadapi berbagai tuduhan. Termasuk penipuan komputer dan  pencurian identitas, pencucian uang, serta pemerasan. Kelima warga China itu masih buron. Tetapi dua warga Malaysia itu ditangkap di Malaysia pada Senin. Dan Amerika Serikat sedang mengupayakan ekstradisi mereka. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.