Dark/Light Mode

Armenia-Azerbaijan Saling Tuding Serang Warga Sipil

Kamis, 29 Oktober 2020 13:20 WIB
Pertempuran di Nagorno-Karabakh. [Foto: AP: Kementerian Pertahanan Azerbaijan]
Pertempuran di Nagorno-Karabakh. [Foto: AP: Kementerian Pertahanan Azerbaijan]

RM.id  Rakyat Merdeka - Gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh tak berlangsung lama. Kedua pihak kembali saling mengklaim telah terjadi serangan. Bahkan, serangan itu disebut melukai dan menewaskan puluhan warga sipil.

Azerbaijan menuduh Armenia membunuh 21 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan rudal di dekat wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Namun Armenia membantah klaim tersebut. Mereka justru mengklaim, bahwa Azerbaijan menyerang dan menewaskan warga sipil di Distrik Barda.

Armenia juga menuduh pasukan Azerbaijan melakukan serangan baru yang mematikan di wilayah sipil Nagorno-Karabakh. Kedua belah saling mengklaim, masing-masing pasukan menargetkan warga sipil dalam pertempuran terbaru.

Baca juga : AS Roma Vs Benevento, Serigala Serang Tanpa Ampun

Kantor berita Rusia, Ria Novosti melaporkan, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mengonfirmasi penempatan penjaga perbatasan Rusia, di sepanjang perbatasan Armenia dengan Nagorno-Karabakh.

Menurutnya, penempatan pasukan itu bukanlah hal yang istimewa. Kata dia, penjaga perbatasan Rusia juga ditempatkan di perbatasan Armenia dengan Turki dan Iran. "Sekarang, karena perkembangan terbaru, penjaga perbatasan Rusia juga ditempatkan di perbatasan tenggara dan barat daya Armenia," ujar Pashinya, dikutip kantor berita Qatar, Al Jazeera.

Sebelumnya, serangan terbaru pada Rabu (28/10) terjadi, meskipun gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) telah disepakati pada akhir pekan lalu. Upaya gencatan senjata ketiga berturut-turut gagal hanya beberapa menit setelah diberlakukan.

Baca juga : Marcus Rashford, Paling Sering Dibully Warganet

Ajudan Presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev mengatakan, pasukan Armenia menembakkan rudal Smerch ke Barda. Dia menuduh, Armenia menggunakan amunisi tandan untuk menimbulkan banyak korban di kalangan warga sipil.

Sementara kantor kejaksaan Azerbaijan mengatakan, serangan itu mengarah ke daerah padat penduduk dan distrik perbelanjaan. Akibatnya menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 70 orang.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Armenia menegaskan, Azerbaijan merebut kota strategis Gubadli, yang terletak di daerah perbatasan Iran. Aksi-aksi militer yang terjadi hingga kini membuat solusi diplomatik jadi jauh lebih sulit.

Baca juga : Mentan SYL Puji Lampung Sebagai Penyumbang Pangan Nasional

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Tapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia. Sekitar 30 ribu warga tewas dalam perang 1991-1994 di wilayah tersebut.

Azerbaijan menolak solusi apapun yang akan membuat orang Armenia mengendalikan daerah itu, yang dianggapnya diduduki secara ilegal. Namun Armenia menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah air bersejarahnya, dan mengatakan penduduk di sana membutuhkan perlindungannya.

Kementerian Pertahanan wilayah Nagorno-Karabakh mencatat, 1.068 kematian di pihak militernya, sejak pertempuran meletus pada 27 September. Sedangkan Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya. Tapi, Rusia memperkirakan ada 5 ribu orang yang tewas. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.