Dark/Light Mode

Ingatkan 3 Tantangan Global, Menlu Retno Dorong Negara Kolaborasi

Jumat, 20 November 2020 14:27 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara Global Town Hall, Jumat (20/11/2020). (Foto Dok RMco.id)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara Global Town Hall, Jumat (20/11/2020). (Foto Dok RMco.id)

 Sebelumnya 
2. Dampak sosial ekonominya. Retno mengingatkan, saat ini banyak negara saat ini sudah masuk ke jurang resesi. Terutama pada kuartal satu dan dua tahun ini. Dan pada kuartal empat, terlihat ekonomi berangsur membaik. Dan diyakini akan terus membaik pada 2021.

Kendati demikian, adanya ancaman gelombang kedua atau gelombang ketiga di beberapa negara, bisa mempengaruhi ekonomi di kuartal keempat ini. Untuk mencapai pertumbuhan yang baik, semua pihak harus bekerja sangat keras. Jika karantina terus berlanjut, bisnis harus ditunda, dan kebijakan proteksi, maka hampir mustahil untuk mencapai hal itu.

"Makanya, perbaikan iklim ekonomi harus segera dilakukan. Agar aktivitas ekonomi bisa kembali berjalan. Tanpa berisiko terhadap kesehatan," ujarnya.

Baca juga : Dubes RI Kamapradipta Isnomo Dorong Ekspor Sepeda Ke Swedia

3.Perdamaian dan stabilitas. Fokus berikutnya, kata Retno, yakni soal perdamaian dan stabilitas. Tapi sekali lagi, menurutnya, hal itu tidak mudah. Menjaga perdamaian dan stabilitas adalah hal yang sangat menantang. Dan dia mengaku ingin berfokus pada ASEAN. Mesin utama perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Mantan Dubes Indonesia untuk Norwegia itu menjelaskan, pada Juli 2020, Indonesia mengajukan proposal kepada para Menlu ASEAN untuk memberikan pernyataan terkait perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara. Dan hal itu akhirnya terlaksana pada Agustus 2020 saat ASEAN merayakan 53 tahun berdirinya organisasi tersebut.

Pernyataan itu membawa banyak hal. Salah satunya adalah, menjadikan Asia Tenggara sebagai wilayah yang damai dan stabil yang memperkuat perdamaian di kawasan. Sejalan dengan hukum internasional.

Baca juga : RI Peringkat 9 Negara Rawan Serangan Cyber

Pernyataan itu menegaskan lagi tujuan bersama negara-negara ASEAN serta sejumlah komitmen lainnya. Termasuk menegaskan, ASEAN adalah wilayah yang netral. Tidak bertujuan untuk rivalitas.

ASEAN juga ingin mempromosikan kerja sama dengan siapapun. "Dan juga akan menyebarkan budaya kerja sama serta dialog," terang Menlu pertama perempuan RI itu. 

Secara khusus, Indonesia juga menjelaskan lagi posisinya sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) 1982.

Baca juga : Jokowi Dorong Fintech Jadi Penggerak Ekonomi

"Dan posisi Indonesia sangat jelas. Berdasarkan semua prinsip-prinsip tersebut tetap melakukan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif," tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.