Dark/Light Mode

Swiss Jajaki Kerja Sama Pelayanan Kesehatan Digital Dengan Indonesia

Sabtu, 5 Desember 2020 19:55 WIB
Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman D Hadad
Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman D Hadad

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Swiss akan bekerjasama dengan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan digital di masa pandemi.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman D Hadad saat membuka webinar tentang ‘Potensi Kesehatan Digital Di Indonesia Sangat Besar'.

Webinar kesehatan ini dikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan, baik dari Indonesia maupun Swiss.  Kegiatan dengan tema Expanding Opportunites and Collaboration diadakan oleh Chapters Indonesia yang didukung oleh Kedutaan Besari RI Bern dan Swiss Hub dari Kedutaan Besar Swiss di Jakarta. 

“Digital health adalah masa depan pelayanan kesehatan dunia, termasuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia,” ujar Muliaman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/12). 

Baca juga : Pamitan, Dubes Jepang Masafumi Ishii Kenang Keberagaman Indonesia

Muliaman mengatakan, potensi industri kesehatan digital di Indonesia cukup besar dan berkembang pesat sejak merebaknya pandemi Covid-19. 

“Sekarang lebih dari 50 ribu dokter bergabung dalam pelayanan kesehatan online, seperti Alodokter, Halodoc dan lainnya,” kata Muliaman. 

Tiga platform kesehatan online Indonesia, yaitu Alodokter, Halodoc dan Sehati TeleCTG ikut sebagai panelis dalam webinar

Untuk Alodokter, jumlah pengguna aktif platform Alodokter tercatat lebih dari 36 juta orang dalam sebulan dengan jumlah percakapan sekitar 750 ribu sebulan. 

Baca juga : Sekjen Kementan: Tingkatkan Pelayanan Melalui Digitalisasi Sistem

Sedangkan Halodoc memiliki pengguna aktif sebanyak 18 juta orang dengan kenaikan besar sejak Covid-19.

Sementara dari tiga perusahaan Swiss. Yaitu, Biospectal, Calyps dan Imito. Ketiga perusahaan ini menawarkan pelayanan kesehatan digital menggunakan aplikasi  telepon genggam, untuk mendeteksi tekanan darah, pengobatan luka melalui foto dan penyakit lainnya. 

“Terdapat potensi besar untuk kerja sama dengan pihak Swiss guna memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan digital di Indonesia,” ujar Muliaman. 

Muliaman menyatakan, secara global perkembangan digital health saat ini sangat pesat. “Dana kesehatan dunia yang dikucurkan untuk perusahaan digital health mencapai USD 21,8 miliar pada kuarta ketiga 2020. Sedangkan 20% dari dana itu diterima oleh industri kesehatan digital di Asia,” ujar Muliaman.

Baca juga : Microsoft Dorong Transformasi Digital di Indonesia

Mantan Ketua Komisioner Otoritas Jasa keuangan ini juga membahas perkembangan pelayanan kesehatan digital di Indonesia dari aspek regulasi dan jaminan asuransi. 

“Belum semua asuransi di Indonesia menerima klaim dari pelayanan kesehatan online. BJS Kesehatan juga belum bisa menerima klaim dari pasien yang mendapat pelayanan kesehatan online,” pungkasnya. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.