Dark/Light Mode

Berdikari, Jalan Iran Tegak Berdiri

Rabu, 10 Februari 2021 00:12 WIB
Ketua Organisasi Energi Atom Iran (Atomic Energy Organization of Iran/AEOI), Ali Akbar Salehi pada Senin, 8 Februari 2021 menyatakan, Presiden Amerika Serikat harus belajar dari kegagalan 42 tahun tekanan dan ancaman Gedung Putih terdahulu terhadap Iran, terutama kegagalan menundukkan rakyat Iran. [Foto ilustrasi: Pars Today]
Ketua Organisasi Energi Atom Iran (Atomic Energy Organization of Iran/AEOI), Ali Akbar Salehi pada Senin, 8 Februari 2021 menyatakan, Presiden Amerika Serikat harus belajar dari kegagalan 42 tahun tekanan dan ancaman Gedung Putih terdahulu terhadap Iran, terutama kegagalan menundukkan rakyat Iran. [Foto ilustrasi: Pars Today]

 Sebelumnya 
Dua kondisi sulit ini membuat perekonomian terpukul, terutama nilai tukar Riyal yang turun tajam. Barang-barang impor seperti peralatan elektronik hingga obat buatan luar negeri melambung tinggi. Pandemi dan sanksi memukul Iran dari berbagai arah. Berbagai organ tubuhnya terluka.

Pertumbuhan ekonomi melambat. Sektor strategis seperti migas mengalami masalah penjualan karena sanksi. Para pedagang produk elektronik yang sebagian impor mengalami penurunan tingkat penjualannya. Tapi semua kesulitan ini tidak membuat Iran limbung. Badannya masih tegap berjalan. Pengaruh regionalnya juga masih tetap terlihat.

Dipukul sanksi, mereka bisa bangkit dengan mengandalkan kekuatan sumber daya manusianya. Di bidang medis, negara ini relatif cukup mandiri dengan memproduksi sendiri kebutuhan obat dan peralatan medisnya. Sains dan teknologi kedokteran Iran juga terus tumbuh dan berkembang.

Baca juga : Rel Ditinggikan, Jalur Kereta Api Lintas Utara Kembali Beroperasi

Sekitar tiga tahun lalu, Menteri Kesehatan Indonesia ketika itu, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K) pernah mengungkapkan kekagumannya mengenai kemajuan sains dan teknologi Iran, terutama di bidang stem cell, nano teknologi dan robotic surgery yang menjadi masa depan medis. Padahal, negara ini sedang berada dalam kepungan sanksi.

Iran terus berbenah dengan caranya sendiri yang mungkin sulit bisa diatur dengan dikte negara lain, terutama AS. Negara ini terus belajar mengembangkan kemajuan nasionalnya dengan bertumpu pada kaki sendiri.

Dari sanksi, Iran belajar memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa terlalu tergantung kepada negara lain. Berbagai capaian sains dan teknologi Iran, terutama di bidang medis telah membawa negara ini terus beradaptasi dengan perubahan global yang bergerak begitu cepat.

Baca juga : Demi Lindungi Keluarga, Jangan Bosan Lakukan 3M Ya

Dari pandemi, Iran belajar mengobati masyarakatnya sendiri dan membantu negara lain. Langkah ini dilakukan dengan memproduksi berbagai kebutuhan dalam penanganan Covid-19. Sejak virus Corona menyerang negara ini tahun lalu, Iran sudah memproduksi kit test Covid-19 sendiri dan berbagai peralatan medis yang sudah diekspor ke negara lain.

Sebuah perusahaan berbasis sains yang berpusat di Mashhad berhasil memproduksi secara masal ventilator tanpa kompresor yang saat ini baru dimiliki teknologinya oleh segelintir negara dunia dalam hitungan dua telapak tangan.

Kini, Iran juga sudah siap memproduksi vaksin Corona buatan ilmuwannya sendiri, tapi masih membutuhkan waktu beberapa bulan lagi untuk siap diproduksi massal. Uji klinis terhadap manusia vaksin Corona pertama Iran, CovIran Barakat pada fase terakhir telah berakhir hari Sabtu (6/2/2021). Saat ini sedang menunggu hasil uji klinis fase terakhir tersebut untuk memasuki tahap lanjutan. Hasil uji klinis sebelumnya menunjukkan tingginya efektivitas vaksin, meski tidak mengungkapkan angkanya karena studi klinis masih berlanjut.

Baca juga : Bukalapak Luncurin Tarif Layanan Termurah Se-Indonesia

Selain CovIran Barakat, perusahaan berbasis sains Iran juga berhasil memproduksi vaksin Covid-19 lainnya yang bernama Razi Cov Pars, dan telah menjalani uji klinis manusia pertama pada hari Sabtu (8/2/2021).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.