Dark/Light Mode

Marah Dituding Tindas Muslim Uighur Xinjiang

China Balas Sanksi Uni Eropa

Selasa, 23 Maret 2021 14:56 WIB
China menghadapi kritik politik global atas tuduhan aksi genosida terhadap warga Uighur, warga minoritas Muslim, yang sebagian besar tinggal di Provinsi Xinjiang, China. [Foto: ejpress.org]
China menghadapi kritik politik global atas tuduhan aksi genosida terhadap warga Uighur, warga minoritas Muslim, yang sebagian besar tinggal di Provinsi Xinjiang, China. [Foto: ejpress.org]

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Kelompok HAM internasional meyakini, sedikitnya 1 juta warga Uighur dan sebagian besar etnis minoritas Muslim lainnya ditahan di kamp-kamp yang tersebar di Xinjiang. China kemudian membantah tuduhan itu.

Namun, sebanyak 27 negara anggota Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi terhadap empat pejabat China dan satu perusahaan yang dikelola pemerintah China, terkait penindasan terhadap kaum Uighur.

Baca juga : Dituding Ghosting Sang Kekasih, Ini Penjelasan Kaesang Pangarep

Negara-negara di Eropa tidak menerima sanksi tersebut. Beberapa di antaranya adalah Jerman, Belanda, dan Belgia. Belanda bahkan telah meminta Duta Besar China di Den Haag untuk menjelaskan sanksi itu.

Politisi Belanda Sjoerd Sjoerdsma menyebut, reaksi keras dari China adalah tanda mereka sensitif terhadap tekanan internasional. Hal itu bisa menjadi motivasi kepada negara-negara yang menentang praktik pelanggaran HAM di Xinjiang untuk tidak takut bersikap tegas dan menyuarakan kebenaran.

Baca juga : PKS: Dunia Menunggu Kiprah Indonesia

"Sanksi tersebut adalah bukti China mudah tertekan. Jadikan ini penyemangat untuk semua rekan saya di Eropa," ujar Sjoerdsma, yang merupakan anggota parlemen asal Belanda dan pendukung pemberian sanksi ke China.

Diberitakan sebelumnya, Amerika, Uni Eropa, Kanada, dan Inggris bersama-sama menerbitkan sanksi baru untuk China. Mereka memberikan sanksi terhadap empat pejabat dan satu entitas China yang berbasis di Xinjiang. Alasannya, karena mereka sudah mengumpulkan cukup bukti soal pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Baca juga : Pakai Vaksin Inggris dan China, Maroko Mulai Vaksinasi Corona

Menurut pernyataan keempat negara itu, Muslim Uighur ditahan di kamp konsentrasi. Di sana, Muslim Uighur disiksa, diperkerjakan secara paksa, dan disterilkan untuk mencegah jumlah mereka bertambah.

Terlepas balasan dari China, Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken memuji respon bersama Uni Eropa ini. "Hal ini menunjukkan, respon trans-Atlantik memberikan sinyal yang lebih kuat terhadap mereka yang melanggar hak asasi manusia," ujar Blinken, terkait isu Muslim Uighur di Xinjiang. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.