Dark/Light Mode

Belum Lama Sesumbar Vaksinasi Berjalan Cepat

Chile Dibombardir Covid Sampai Lockdown Lagi

Jumat, 16 April 2021 14:30 WIB
Suasana libur musim panas di Chile pada Januari-Februari 2021. (Foto: Reuters)
Suasana libur musim panas di Chile pada Januari-Februari 2021. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Chile Enrique Paris kini sedang pusing tujuh keliling, lantaran statistik Covid di negaranya yang kian memburuk.

9 April lalu, Chile membukukan rekor kasus harian Covid tertinggi sejak awal pandemi. Melampaui angka 9.000. Angka ini jauh di atas rekor 7.000 kasus, yang dicetak pada pertengahan Juni 2020.

"Ini mengkhawatirkan. Saat ini, kita memasuki momen kritis pandemi Covid-19. Saya minta Anda lebih berhati-hati menjaga diri, keluarga, dan orang yang kita cintai," kata Santiago Paris, seperti dikutip BBC, Jumat (16/4).

Ruang perawatan ICU di Chile sudah pasti membludak nggak karuan. Negara berpenduduk 18 juta jiwa itu pun memutuskan memberlakukan lockdown untuk kedua kali, bagi siapa pun yang bukan warga setempat.

"Kita seperti mundur," kata warga Santiago, Sofia Pinto.

Baca juga : Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Hadir di Semarang

"Untuk bepergian dengan tujuan penting seperti berbelanja makanan atau berobat saja, kami harus meminta izin online. Itu pun hanya boleh dua kali dalam seminggu," ungkapnya.

Mayoritas warga Chile tak habis pikir, mengapa negaranya bisa kembali lockdown. Padahal, Presiden Sebastian Pinera sudah mengklaim Chile sebagai salah satu negara yang memiliki peluncuran vaksinasi tercepat di dunia.

Apa Yang Salah?

Atas situasi sulit yang kembali menghimpit Peru, Pinera banyak disalahkan karena terbius euforia vaksin. Dia terlalu cepat melonggarkan protokol kesehatan.

Seperti umumnya pemerintahan di seluruh dunia, menteri di Chile juga menghadapi pilihan yang sulit.

Baca juga : Semoga Menkes Tak Salah Langkah

Perbatasan Chili telah ditutup sejak Maret hingga November 2020. Namun, tidak berlaku untuk pengecualian khusus. Lockdown ketat itu akhirnya dilonggarkan, setelah dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus positif turun menjadi 1.300 per hari.

Akses untuk wisatawan internasional pun kembali dibuka. Warga Chile juga mendapat restu pemerintah, untuk bebas bepergian ke mana pun di seluruh negeri selama liburan musim panas.

Pelonggaran itu datang, setelah para ahli menyarankan pentingnya plesiran bagi kesehatan mental. Restoran, toko, dan resort pun dibuka untuk kembali menggairahkan ekonomi yang loyo.

Vaksinasi Covid

Vaksinasi di Chile yang berjalan pada akhir Desember 2020, berjalan cepat dengan memprioritaskan tenaga medis, lansia di atas 90 tahun, dan guru. Namun, mayoritas warga Chile belum divaksinasi pada saat mereka bertemu dengan handai taulan pada liburan musim panas Januari dan Februari 2021.

Baca juga : Ganjar: Gerakan Jateng Di Rumah Saja Bukan Sinyal Lockdown

Penyebaran Covid yang begitu cepat, antara lain dipicu oleh varian P1, yang pertama kali terdeteksi di negara bagian Amazonas Brazil, November lalu.

"Lonjakan kasus Covid baru-baru ini di Chile disebabkan oleh banyak faktor. Faktor terbesar sepertinya adalah munculnya varian baru," kata Profesor Imunologi Pontifical Catholic University, Dr. Susan Bueno.

"Karena itu, tidak bisa tidak, masyarakat harus mencegah penularan dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selama bulan-bulan musim panas di Chile, banyak warga yang tidak memakai masker dan rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Sangat mungkin, inilah yang membikin lonjakan kasus terjadi," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.