Dark/Light Mode

Tolak Pemimpin Junta Militer

Takut Kena Doktrin, Siswa Ogah Sekolah

Senin, 24 Mei 2021 05:36 WIB
Para guru hingga dosen berunjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 5 Februari 2021. (Foto : Istimewa).
Para guru hingga dosen berunjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 5 Februari 2021. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
“Guru akan dipekerjakan lagi, jika mereka menghentikan unjuk rasa,” imbuhnya.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pe­merintah sebelumnya, meminta para guru dan siswa untuk kem­bali ke sekolah.

Baca juga : AS Pulangkan Warga Dan Militernya Dari Israel

Sistem pendidikan Myanmar merupakan salah satu yang menyedihkan di kawasan Asia Tenggara. Berada di peringkat 92 dari 93 negara dalam survei global tahun lalu.

Bahkan, di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi yang telah memperjuangkan pen­didikan, anggarannya hanya di bawah 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Itu salah satu yang terendah di dunia, menurut angka Bank Dunia.

Baca juga : Dua Kali Lebaran Tak Ketemu Anak Istri, Dicky Budiman Tetap Semangat

Pemerintah Persatuan Na­sional, yang didirikan penen­tang junta mengatakan, akan melakukan apa pun untuk untuk mendukung guru dan siswa yang mendukung pro demokrasi.

Mereka mendesak donor as­ing untuk berhenti mendanai Kementerian Pendidikan yang dikendalikan junta.

Baca juga : Southampton Vs Leicester City, Si Rubah Ogah Gegabah

“Kami akan bekerja dengan para pendidik Myanmar yang menolak mendukung militer kejam. Guru hebat dan guru pemberani ini tidak akan pernah kami abaikan,” tegas Perwakilan Pemerintah Persatuan Nasional, Sasa. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.