Dark/Light Mode

AS Dituding Gagal Di Afghanistan, Kepergiannya Sisakan Bencana

Selasa, 22 Juni 2021 17:22 WIB
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. (Foto Associated Press)
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. (Foto Associated Press)

 Sebelumnya 
Lebih lanjut Karzai menekankan, kini saatnya rakyat Afghanistan bersatu untuk mewujudkan perdamaian dan bertanggung jawab untuk masa depan mereka.

"Kami akan lebih baik tanpa kehadiran militer mereka. Kita harus membela negara kita sendiri dan menjaga hidup kita sendiri," tuturnya.

Baca juga : Keok Hadapi Taliban, Presiden Afghanistan Sowan Ke Biden

"Kehadiran mereka (telah memberi kita) apa yang kita miliki sekarang. Kami tidak ingin melanjutkan kesengsaraan dan penghinaan yang kami hadapi ini. Lebih baik bagi Afghanistan jika mereka pergi,” cetusnya.

Pemerintahan Karzai didirikan setelah koalisi AS menggulingkan pemerintahan Taliban pada 2001. Koalisi itu meluncurkan invasi untuk memburu dan menghancurkan jaringan Al Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden yang dipersalahkan atas serangan 9/11 di AS. 

Baca juga : BBPLK Bandung Gagas Training Kemitraan dengan Perusahaan

Selama pemerintahan Karzai, anak perempuan kembali bersekolah, masyarakat sipil muda yang bersemangat muncul, gedung-gedung tinggi baru didirikan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Jalan serta infrastruktur dibangun.

Namun pemerintahannya juga ditandai dengan tuduhan korupsi yang meluas, perdagangan narkoba yang berkembang pesat. Pemerintahannya bersitegang dengan AS.

Baca juga : Kasus Positif Masih Di Angka 8.000, Juaranya Jawa Barat

Pada April lalu, ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan terakhir dari 2.500-3.500 tentara yang tersisa, sebelum 1 September 2021. Ia mengatakan, AS pergi setelah mencapai tujuannya. Yakni, gerakan Al Qaeda telah berkurang. Osama bin Laden sudah meninggal.

AS, kata Biden, tidak lagi membutuhkan pasukan di lapangan untuk melawan ancaman keamanan yang mungkin berasal dari Afghanistan. Namun, upaya AS untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade masih sulit dipahami. Pasukan AS [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.