Dark/Light Mode

Menyaksikan Penobatan Raja Thailand (3/Selesai)

Ketemu Rakyat, Rama X Masih Kaku

Selasa, 7 Mei 2019 08:03 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa oleh penjaga kerajaan dengan tandu selama penobatannya pada hari Minggu di Bangkok.  (Foto RungroYongrit / EPA-EFE / REX / Shutterstock)
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa oleh penjaga kerajaan dengan tandu selama penobatannya pada hari Minggu di Bangkok. (Foto RungroYongrit / EPA-EFE / REX / Shutterstock)

RM.id  Rakyat Merdeka - Prosesi penobatan Raja Vajiralongkorn selesai. Di hari ketiga, sang Raja bertemu rakyatnya dari atas balkon Istana. Raja Rama X ini masih terlihat kaku.

I hate Monday tidak berlaku di Thailand, kemarin. Hari ketiga penobatan Raja Rama X ditetapkan sebagai hari libur nasional. Meski begitu, Bangkok sudah mulai berdenyut sejak pukul 6 pagi. Seperti hari-hari biasanya. Sudah banyak orang-orang lalu lalang di jalanan ibu kota Negeri Gajah Putih ini. Sebagian lain sudah duduk-duduk di halte. Menunggu bus sambil memberi makan burung merpati yang ngeriung di trotoar, dengan remah- remah roti sisa sarapan. Padahal dilarang. Dendanya 25 ribu baht, sekitar 11 juta rupiah. Lebih mahal dari denda merokok di tempat umum yang cuma 5 ribu baht, atau 2,3 jutaan rupiah.

Tukang-tukang makanan pinggir jalan sudah menggelar dagangannya. Dari ayam goreng, sosis babi, mie goreng, hingga kebab. Saya tak tahu nama makanannya. Ditulis dalam aksara setempat, yang mirip Hanacaraka Jawa. Yang pasti, aroma ma- sakannya menusuk hingga ke hidung. Jelas menggugah selera. Murah pula. Rata-rata seharga 20 baht atau setara dengan 8.500 rupiah. Ujian berat untuk orang yang berpuasa. Di hari pertama pula. Restoran-restoran cepat saji seperti McDonald’s juga sudah buka, meski ayam gorengnya baru ada pukul 11 siang.

Cuaca di Bangkok masih panas Suhunya stagnan di angka 37-38 derajat celcius dan masyarakat Thailand, masih antusias mengikuti prosesi penobatan di hari ketiga. Masih dengan baju kuning, yang entah diganti atau tidak sejak hari pertama penobatan, masyarakat berbondong-bondong menuju Golden Palace alias Istana Agung.

Baca juga : Desmond Merasa Lucu dengan Gaya Para LSM

Puluhan ribu masyarakat sudah menyemut di depan balkon Suddhaisavarya Prasad Hall. Masih dalam kompleks Istana Agung. Bangunannya mirip dengan arsitektur bangunan kekaisaran Jepang. Memanjang, dengan atap tiga lapis dari kayu berwarna merah bata, serta kubah emas kerucut khas Kerajaan Thailand.

Samping kanan-kirinya ada dua gapura dengan pintu kayu setinggi sekitar 5 meter. Balkonnya setinggi sekitar 4 meter atau lebih. Terletak di tengah bangunan. Diapit masing-masing 10 jendela di sisi kanan-kirinya. Terbuka seperempat bagian atasnya. Sepintas balkonnya berbentuk seperti singgasana, ada empat kayu menjulur sebagai penopang. Pukul 16.52, pintu balkon dibuka. Masyarakat mulai meneriakkan ““Pajang Umur Raja”. Berulang-ulang. Sangat bersemangat. Suara drum band mengalun. Lagu kebangsaan dimainkan.

Saat itu pula, Raja Rama X tiba di Sudhaisavarya Prasad dengan mobil Kerajaan. Dia didampingi Ratu Suthida. Keluar dari mobil, keduanya dipayungi terpisah, menaiki tangga, hingga masuk ke dalam bangunan. Di dalam bangunan berpilar hijau itu, napas keduanya, apalagi Ratu Suthida, tampak memburu. Entah gugup, te- gang atau kecapekan. Raja Rama X kemudian mengambil satu per satu surat dari para pejabat dan pemuka agama. Surat yang berisi harapan itu ditaruh di atas gendang emas yang masing-masing dipegang oleh para pejabat dan pemuka agama itu.

Dan puncaknya tiba! Pukul 16.59, Raja Rama X keluar balkon bersama Ratu Suthida. Raja di kanan, Ratu di kiri. Raja Rama X melambaikan tangan ke arah kanan, kiri dan depan. Rakyat menyambutnya antusias. “Panjang Umur Raja,” seru mereka sambil mengibarkan bendera dan mengangkat- angkat foto Raja Vajiralongkorn dalam berbagai pose. Seperti ombak. Semua pejabat dan tentara di barisan depan memberi hormat. Meriam salvo berdentum 21 kali. Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha kemudian membacakan janji kesetiaan kepada Raja Dinasti Chakri. Janji itu dibaca dari sebuah buku.

Baca juga : Kucing dan Ayam Siam Diletakkan Di Bantal Tidur

Raja dan Ratu duduk. Lima menit pembacaan harapan selesai, Raja Rama X dan Ratu Suthida berdiri la- gi. Setelah itu, Raja berpidato dengan membaca selembar teks. Pidatonya tak lama, cuma 2 menit.

“Saya dan ratu sangat bahagia melihat seluruh warga bersama berkumpul untuk penobatan saya,” tuturnya. Dia berterima kasih pada masyarakat atas berkahnya dan mendoakan mereka bahagia dan sukses.

Setelah selesai, Raja Rama X melambaikan tangan lagi. Terakhir, sebelum meninggalkan balkon, dia memanggil dua putri dan satu putranya yang sejak awal ada di belakang mereka, di pintu balkon.

Ketiganya, Putri Bajrakitiyabha Narendira Debayavadi, Putri Sirivannavari Nariratana dan Pangeran Dipangkorn Rasmijoti keluar balkon, melambaikan tangan. Raja dan Ratu ikut melambaikan tangan. Keduanya tersenyum lepas.

Baca juga : Mahkota 7 Kg, Rama X Tidak Nyaman

Secara umum, semuanya masih tampak kaku. Kecuali Putri Sirivannavari yang berdiri di ujung paling kanan. Putri berusia 32 tahun ini mengeluarkan handphone dan merekam Raja, Ratu dan saudara-saudarinya. Dia juga merekam kerumunan masyarakat di bawah sana.

Acara penobatan Raja Rama X selama 3 hari selesai. Thailand resmi punya Raja baru.[OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.