Dark/Light Mode

Jangan Naikkan Harga Pertalite Rp. 10.000!

Jumat, 26 Agustus 2022 07:59 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Saat ini, harga minyak di beberapa negara eksportir berkisar: Qatar 46,70/barrel, Saudi 83,50, US 50,0, UAE 70,0 Iraq 69,3. Selama ini, Indonesia impor minyak dari – antara lain -- Arab Saudi, Nigeria, US, Australia, Malaysia dan Rusia.

Mengapa Presiden Jokowi tidak memanfaatkan kunjungannya ke Moskow tempo hari untuk mendapatkan quota minyak dengan jumlah besar, sehingga bisa menghemat biaya besar? Atau apakah diplomasi kita ke Rusia kurang mulus, atau tekanan dari negara-negara tertentu untuk tidak impor minyak dalam jumnlah besar dari Rusia? Kesan kita, hubungan pribadi Jokowi-Putin selama ini cukup bagus. Tinggal bagaimana diplomasi Kemlu kita dengan Moskow.

Baca juga : Bagimu Negeri Lawan Penjahat

Jika RI bisa mendapatkan impor minyak dalam jumlah besar dari Rusia yang kualitasnya sesuai dengan standar dalam negeri kita. Penghematan yang diperoleh bisa mengurangi efisit anggaran nasional kita. India bisa menjalankan diplomasi yang cerdik vis a vis Rusia, kenapa Indonesia tidak mampu?

Jadi, subsidi BBM yang kian membengkak tidak selalu harus diselesaikan dengan menaikkan harga BBM yang sangat membebani rakyat, tapi melalui diplomasi dengan negara-negara sahabat, adakalanya, bisa juga mendapatkan solusi; apalagi Indonesia Presidency KTT G20 yang begitu bergengsi.

Baca juga : Sangat Mendesak Reformasi Polri

Ingat, jika harga Pertalite dan Solar segera dinaikkan signifikan, perekonomian nasional kita pasti berdampak serius juga. Ujung-ujungnya, rakyat kelas menengah ke bawah akan terdampak juga. Berbahaya, Bung! ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.