Dark/Light Mode

Jangan Naikkan Harga Pertalite Rp. 10.000!

Jumat, 26 Agustus 2022 07:59 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Jika kehidupan makin susah, di hampir semua negara menengah akan terjadi pergolakan sosial. Yang aneh, di Venezuale misalnya, negara penghasil minyak terbesar di Amerika Latin, aksi demo-demo spontan meledak yang berujung pada jatuhnya pemerintah. Tentu kita masih ingat apa yang terjadi di negara kita pada 2013. Ratusan mahasiswa dan buruh menggelar demo menolak kenaikan BBM di depan Istana Negara, kantor Pertamina, hingga Kementerian Energi dan Daya Mineral (ESDM).

Di penghujung era Soeharto, kenaikan harga BBM juga berakibat goyangnya kursi Soeharto. Kekhawatiran serupa, rupanya, juga ada pada sejumlah petinggi negara kita saat ini, termasuk Presiden Jokowi. Maka, Presiden memerintahkan Menteri Keuangan, khususnya, untuk berikhtiar dan berikhtiar lagi, berhitung dan berhitung lagi secara cermat, Pekan lalu, Luhut Binsar Panjaitan – “menteri serba bisa” – memberitahukan masyarakat pekan ini pemerintah akan mengambil keputusan tentang masalah Pertalite dan solar. Namun, hingga Kamis malam, pemerintah belum juga mengambil keputusan.

Baca juga : Bagimu Negeri Lawan Penjahat

Yang unik, ada wakil rakyat yang menyatakan persetujuannya jika pemerintah menaikkan harga Pertalite hingga Rp 10.000,- ! Kita enggak tahu apa dasar optimisme seperti itu. Pada saat ini pun, kehidupan rakyat secara keseluruhan sudah makin sulit, karena kian meningkatnya harga-harga pangan.

Masalah Pertalite dan solar memang tidak bisa dilepaskan dari perang Ukraina versus Rusia yang sudah berlangsung 4 bulan lebih. Rusia negara ke-2 atau ke-3 produsen minyak terbesar di dunia; begitu juga produksi gas alamnya. Ketika konflik Rusia dan negara-negara eropa semakin tajam, Rusia menutup kran ekspor gas dan minyaknya ke hampir semua EU. Eropa kelepak-kelepak. Amerika tidak bisa membantu banyak.

Baca juga : Sangat Mendesak Reformasi Polri

Namun, sejumlah negara berkembang memanfaatkan situasi suram ini dengan meningkatkan hubungannya dengan Rusia. Tujuannya agar negara-negara ini bisa mendapatkan minyak dengan harga bagus. India salah satu negara yang kita nilai “cerdas”. Sebagian besar kebutuhan minyak India saat ini diimpor dari Rusia dengan harga murah: sekitar US$ 40 s/d 60 per barrel (Mei 2022).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.