Dark/Light Mode

Menggagas Ushul Fikih Kebhinnekaan

Selasa, 30 Agustus 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Bahkan selalu dijadikan dalil bagi warganya di dalam menjalankan kehidu­pan sosial kemasyarakatan. Tidak heran jika keberadaan Muktamar dan Munas NU selalu dinanti dan diminati para warganya.

Kaedah ushul sesungguhnya tidak identik dengan ushul fikih, tetapi keduanya tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam penerapan hukum dari dalil-dalil yang ada mekanisme ushul fikih bekerja dan salahsatu kekuatan dan sarananya ialah kaedah-kaedah ushul.

Baca juga : Tidak Boleh Menafikan Identitas Lain

Para ulama, khususnya yang tergabung di dalam majlis-majlis fatwa, tentu menguasai persoalan ini. Amat riskan seseorang tidak mengerti ushul fikih ditanya oleh masyarakat tentang suatu persoalan terus memberikan jawaban dengan kesimpulannya sendiri setelah membaca ayat atau hadis. Penerapan ayat atau hadis tidak serta merta harus diterapkan dalam setiap kasus. Ayat atau hadis yang dilibatkan terlebih dahulu harus difahami apa sabab nuzul atau sabab wurudnya, apakah ayat atau hadis itu bersifat ‘am atau khash, muthlaq atau muqayyad, Apakah ayat atau hadis itu tidak ada yang men-takhshih-nya? 

Untuk menyiapkan kaedah-kaedah ushul terhadap Fikih Kebhinnekaan memang sebaiknya ada semacam konsorsium di antara para ahli fikih dibantu dengan kelompok ahli dalam disiplin ilmu yang relevan dengan persoalan yang muncul di dalam masyarakat.

Baca juga : Kebhinnekaan Adalah Rahmat

Apa yang pernah diproposalkan para ulama NU dan Muhammadiyah, tentang perlunya fikih Islam ala Indonesia, sesungguhnya gagasan yang sudah lama di­usulkan oleh ulama dan cendekiawan Islam Indonesia terke­muka padamasanya, yaitu Prof. Dr. TM. Hasbi Asshiddiq, guru besar IAIN Sunan kalijaga Jogyakarta yang kini sudah beralih menjadi UIN.

Gagasan yang sama juga pernah di­lontarkan mendiang Mantan Menteri Agama, Prof. Munawir Syazali yang lebih dikenal dengan Reaktualisasi Pemikiran Islam. Hanya saja gagasan-gagasan mereka belum dikonk­retkan dalam secara sistematis. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.