Dark/Light Mode

Menghemat Politik Identitas (31)

Islamo Phoby: Cecak Atau Buaya?

Kamis, 15 September 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Power mereka tentu sangat dibutuhkan angsa ini. Jika di antara mereka melontarkan gagasan kritis sebaiknya jangan langsung menuding mereka sebagai provokator, anti pluralisme, anti demokrasi, dan berbagai “akronim orde baru” lainnya.

Kita harus membedakan antara pembengkakan kualitas umat dan gerakan radikalisme umat. Yang pertama, adalah konsekwensi kebebasan mengecap pendidikan sehingga membuahkan manusia kritis. Sikap kritis memang mungkin pedas, tetapi tujuannya untuk kemaslahatan masyarakat dan bangsa.

Baca juga : Mengelola Bahasa Agama

Jika gerakan mereka bukan sekadar wacana tetapi mem­punyai aksi yang melanggar hukum, maka negara kita adalah negara hukum, mereka harus ditindak, tetapi secara proporsional dan profesional.

Jangan melontarkan stigma dan opini publik bahwa mer­eka adalah kelompok radikal. Radikalisasi masyarakat yang non-radikal itu juga tindakan radikal. Menteroriskan orang yang non teroris itu adalah langkah teroris.

Baca juga : Politik Shalat Jamaah (2)

Sebagai usulam untuk me-manage “komunitas identitas” (Islam), sebaiknya wakil-wakil kelompok mereka dilibatkan dalam membicarakan pembangunan masa depan bangsa. Kiranya mereka jangan hanya dilibatkan dalam menyelesai­kan suatu akibat atau problem, tetapi mereka tidak pernah dilibatkan dalam membicarakan sebab yang menimbulkan akibat itu muncul.

Dengan kata lain, mereka hanya dilibatkan di sektor hilir tetapi tidak pernah dilibatkan di sektor hulu. Mereka hanya langganan diajak berpartisipasi oleh Kementerian Sosial untuk menyelesaikan persoalan yang muncul di masyarakat, tetapi tidak pernah diundang oleh adan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam merumuskan berbagai sebab yang menyebabkan akibat itu muncul.

Baca juga : Politik Shalat Jamaah (1)

Agak ironi memang. Bagaimana mereka bisa menyelsai­kan suatu akibat yang penyebabnya tidak diketahui. Lebih tragis lagi kalau mereka diperlakukan sebagai “pemadam kebakaran” atau “pendorong mobil mogok”. Habis manis sepah dibuang. Sadarlah! ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.