Dark/Light Mode

Menghemat Politik Identitas (45)

Memelihara Akhlak Berpolemik

Jumat, 30 September 2022 06:38 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Mengkritisi sah-sah saja, tetapi kalau sudah menjadi semacam kebiasaan atau sudah menjadi karakter, setiap gagasan kreatif muncul dari orang lain pasti salah atau men­gandung banyak kelemahan, maka ini yang tidak terpuji.

Baca juga : Agama dan Negara Saling Mendekorasi

Di dalam kehidupan berpartai dan kajian-kajian keilmuan, sering kali dijumpai orang-orang yang tidak bisa mengen­dalikan diri. Ia selalu menampilkan syahwat berpolemik sehingga orang lain selalu salah. Dirinya sendiri yang selalu merasa benar.

Baca juga : Mengindonesiakan Pemikiran Keagamaan

Sekalipun nyata-nyata salah dan pendapatnya men­derita kelemahan logika, kasih tetap saja memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan pengakuan kebenaran dari orang lain, minimal dikatakan sama-sama mempunyai kelemahan. Cukup satu saja orang seperti ini di dalam sebuah komunitas sudah sangat merepotkan, apalagi jika sudah banyak. Orang-orang seperti ini cenderung menyedot energi, waktu terbuang mubazir, dan seringkali menimbul­kan percekcokan dan perpecahan.

Baca juga : Menyikapi Komunitas LGBT (4): Pandangan Fuqaha (2)

Polemik tentu saja berbeda dengan diskusi, dialog, dan musyawarah yang dianggap positif di dalam Islam. Menarik untuk disimak hadis Nabi: “Orang yang paling dibenci Allah ialah pengadudomba, perusak hubungan antara sesama dan org yang mencuri cacat orang lain yang tidak bersalah” (H.R. Ahmad) ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.