Dark/Light Mode

Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (2)

Pengantar (2)

Rabu, 14 Desember 2022 06:32 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Persamaan sejarah dan relasi geofisik dan kultural memudahkan bangsa ini mendefinisikan kebu­dayaan nasionalnya. Melalui penempaan sejarah yang amat panjang, Indonesia melahirkan budaya nasional yang me­nekankan keserasian, keselarasan, kebahagiaan, kehidupan, kebersamaan, kekeluargaan, toleransi, kemanusiaan, budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Kebersamaan ini terwujud bukan semata-mata melalui akulturasi dan enkulturasi, tetapi juga diversifikasi.

Tahap berikutnya terbentuklah Nasionalisme Indonesia yang terbuka. Bukan nasionalisme yang tertutup, mandeg, mencari musuh, memusuhi agama, mendiskreditkan nilai-nilai dan budaya dari luar. Nasionalisme Indonesia memiliki the inner dynamic yang mampu mengakomodir kekuatan-kekuatan dari luar tanpa kehilangan identitasnya.

Baca juga : Pengantar (1)

Nasionalisme Indonesia merupakan “jiwa” bangsa Indonesia yang tidak boleh mati, atau tidak boleh luntur. Perkembangan sejarah Indonesia memang pernah, bahkan sering terjadi banyak konflik, tetapi itu dilewati sebagai sebuah fakta historis.

Budaya Indonesia yang membentuk nasionalisme Indonesia selalu menekankan usaha how to cope with conflicts. Bagaimana mencari penyelesaian sebaik mungkin agar konflik bisa berakhir secara permanen.

Baca juga : Belajar Diplomasi Publik Dari Surat-Menyurat Nabi

Konflik tidak pernah dianggap sebagai dalil atau pembe­naran, tetapi dianggap suatu peristiwa yang harus diatasi dan harus dilewati. Budaya Indonesia lebih menekankan pola berfikir titik temu (principle of identity), bukannya pola berfikir konflik (principle of negation).

Pola dasar budaya Indonesia seperti ini harus dirawat dan disuburkan, dan tidak boleh dilupakan. Indonesia ada karena adanya budaya Indonesia itu sendiri. Indonesia akan hilang jika budaya Indonesia-nya hilang.

Baca juga : Diplomasi Publik Dari Perjanjian Hudaibiyyah

Kita tidak boleh larut dan terlena mengejar angka-angka perumbuhan ekonomi, ter­lebih hanya mengejar target politik praktis jangka pendek. Merawat kebudayaan nasional harus dianggap sebagai on-going process, sesuatu yang berkelanjutan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.