Dark/Light Mode

Renungan Spiritual Bulan Rajab (2)

“Kalian Mau Ke Mana?”

Jumat, 3 Februari 2023 06:32 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Hadis Nabi mengingatkan: Alangkah ruginya seseorang jika hidupnya hari ini sama saja dengan hari kemarin. Lebih rugi lagi jika hidupnya hari ini lebih buruk daripada hari kemarin.”

Tidak ada kata terlambat untuk mengevaluasi diri kita untuk merencanakan kualitas hidup lebih baik dari pada hari kemarin dan hari ini.

Pertanyaan Tuhan ini bukan hanya penting dihayati secara individu, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat, dan kita semua sebagai warga bangsa/negara, karena ayat tersebut menggunakan lafadz jamak (tadzhabun).

Baca juga : Makna Spiritual Bulan Rajab

Jadi yang perlu mendapatkan direction kehidupan bukan hanya diri sendiri melainkan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Yang akan celaka bila tidak menjalani tata kelola kehidupan ini bukan hanya orang perorangan, tetapi juga anggota masyarakat dan sebagai bangsa atau negara.

Sejalan dengan ayat di atas ada ayat lain mengingatkan: Likulli ummatin ajal, fa idza jaa ajaluhum la yasta’khiruna sa’atan wa la yastaqdimun (Tiap-tiap umat mempunyai ajal; maka apabila telah datang ajal mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Q.S. Al-A’raf/7:34). Orang, keluarga, masyarakat, negara, rezim atau orde, yang tidak memiliki visi, misi, dan tujuan hidup yang jelas maka dikhawatirkan ajalnya akan tiba lebih awal.

Khusus untuk ajal suatu masyarakat, Ibnu Khaldun pernah mengingatkan kepada kita terhadap empat generasi yang akan menentukan cepat atau lambatnya ajal masyarakat itu tiba, yaitu: Pertama generasi perintis, Kedua generasi pembangun, ketiga generasi penikmat, dan keempat generasi penghancur.

Baca juga : Pengalaman Philipina

Banyak contoh dalam kisah Al-Qur’an yang menun jukkan betapa riskannya ajal sebuah generasi. Terkadang individu yang memiliki perencanaan yang matang di dalam menjalani kehidupannya lebih panjang ajalnya dari pada ajal masyarakatnya.

Di antara generasi bangsa Indonesia banyak sekali yang pernah merasakan beberapa pergantian generasi (orde). Ada yang pernah menyaksikan tibanya ajal penjajahan Jepang, Belanda, Orde Lama, dan Orde Baru.

Terkadang umur individu kita lebih panjang daripada umur masyarakat atau rezim kita. Sebaliknya ada juga suatu ko munitas lebih panjang usia kemasyarakatannya di banding usia individunya. Boleh jadi ada sebuah individu berkali-kali mati sebagai masyarakat atai rezim tetapi tetap tegar sebagai individu. Idealnya usia individu, keluarga, masyarakat dan bangsa/negara/rezim sama-sama awet dalam kehidupan yang ideal.

Baca juga : Pengalaman Thailand

Dalam tahun atau bulan-bulan politik seperti tahun ini seharusnya kita semua mawas diri sambil memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita semua, baik sebagai individu, keluarga, masyarakat, dan sebagai warga bangsa/ negara tetap berada di dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kita semua tetap berada dalam suasana stabil, makmur, dan tenang, dan bahagia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.