Dark/Light Mode

Reaktualisasi Tahun Baru Hijriyah (8)

Jazirah Arab dalam Proto Islam (1)

Selasa, 10 September 2019 08:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jazirah Arab yang terbentang di atas daratan luas 3000 x 2000 KM, merupakan tempat persemaian awal Islam.

Tak seorang pun pernah memperhitungkan jazirah ini akan menjadi salah satu tempat paling masyhur di dunia.

Dua negara adidaya pada zamannya, yakni Rumawi Bizantium di Barat dan Persia di Timur tidak pernah membidik wilayah ini karena dianggapnya daerah kering dan tak menjanjikan apapun.

Selain tanahnya yang tandus dan kering, penduduknya pun tidak menunjukkan kelebihan apa-apa. Penghuni jazirah Arab tidak lebih hanya kabilah-kabilah yang sering kelaparan dan selalu dibayangi perang antar kabilah yang dipicu oleh wadi (oase).

Baca juga : Mengembangkan Religious Mindedness

Seolah-olah jazirah Arab dibiarkan sebagai kawasan cagar buda-ya primitif yang tidak menjanjikan apapun.

Tidak pernah terbayangkan ada kekuatan nilai yang mampu menyatukan dunia kemanusiaan secara global dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.

Mulai dari keunikan budaya Jazirah Arab yang berkultur continental sampai menembus keunikan lokal kawasan terjauh kepulauan Nusantara yang berkultur maritim.

Siapa yang pernah membayangkan di gurun pasir tandus ini terlahir seorang anak yatim bernama Muhammad yang kemudian menjadi Nabi dan Rasul.

Baca juga : Hijrah ke Langit

Ia sepintas terlahir sebagai manusia biasa dari keluarga yang biasa-biasa. Namun sepak terjannya betul-betul menakjubkan. Tidak pernah ditemukan sosok figur menyaksikan gagasan dan misinya dianut separuh belahan bumi.

Meskipun hidupnya termasuk singkat namun ia berhasil menancapkan peradaban dunia Islam yang betul-betul fantastis.

Paroh pertama kehidupannya dihabiskan di Mekkah dan paroh kedua dihabiskan di Madinah. Pertama kali ia menerima ajaran Islam di Mekkah yang ditandai turunnya Al-Qur’an berisi ajaran-ajaran aqidah.

Paroh kedua hidupnya dihabiskan di Madinah setelah beliau betul-betul matang secara biologis dan psikologis.

Baca juga : Deradikalisasi Makna Hijrah

Popularitas dan pengaruhnya semakin tak terbendung. Bukan hanya ia sebagai Nabi dan Rasul tetapi juga sebagai tokoh politik yang memiliki pengaruh secara fenomenal dan global.

Setelah wafat tahun 632M ia digantikan secara estafet-demokratis oleh para sahabatnya yang dikenal dengan Kalifah yang tercerahkan (Al-khulafa’ Al-rasyidin).

Dunia Islam terus menerus menampakkan pengaruhnya semakin kuat.Islam mengubah total gaya hidup bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia. Dalam masa awal tahu Proto Islam terjadi perubahan gaya hidup yang luar biasa.

Bahasa Arab yang tadinya tidak popular menjadi bahasa internasional terpenting, karena Al-Qur’an dan Hadis menggunakan bahasa Arab. Islam sebagai agama juga mengalami perkem-bangan yang sangat menakjubkan.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.