Dark/Light Mode

Upaya Mendiskreditkan TNI

Jumat, 4 Januari 2019 09:32 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Memasuki tahun 2019 Prabowo juga melemparkan “bom” panas berupa tudingan bahwa, menurut informasi yang diperolehnya, pihak RSCM Jakarta menggunakan selang cuci darah untuk 40 pasien. 
Direksi RSCM langsung mengeluarkan bantahan atas sinyalemen calon presiden O2 itu, sekaligus memberikan penjelasan tentang proses cuci-darah yang dijalankan oleh pasien di rumah sakit.

Perang urat-saraf memang bertujuan, terutama, untuk melemas-kan saraf dan menimbulkan keta¬kutan atau kecemasan khalayak. Akibatnya, masyarakat marah dan diharapkan menghantam pihak yang menjadi target psywar. 

Kecuali psywar, potensi konflik fisik menjelang Pemilu 2019 juga riil, terutama di kantong-kantong suara tertentu. Jawa Tengah disebut-sebut salah satu “hot spot”, sehingga melahirkan akronim “Joglosemar” alias Yogya-Solo-Semarang. 

Baca juga : Biaya Politik Makin Tinggi

“Joglosemar” dikabarkan saat ini nyaris dikuasai kelompok-kelompok garis keras. Rumor ini bisa saja memprovokasi para pendukung calon presiden 01 untuk bersiap-siap bertempur juga! 

Mungkin karena itu, kubu Prabowo sudah memindahkan markas besarnya ke Jawa Tengah, bahkan konon tida jauh dari rumah kediaman Joko Widodo. Teori yang disebarkan: untuk memenangkan Indonesia dalam Pemilu, Jawa harus direbut. Nah, untuk merebut Jawa, Jawa Tengah dulu yang harus ditaklukkan.

Tentu kita semua berharap Pemilu 2019 berlangsung aman-aman dan damai. Toh, pembaca jangan lupa dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi. Tidak ada yang mustahil dalam perpolitikan. 

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Menawarkan Konsep Deradikalisasi Ala Indonesia

Apalagi Amien Rais selaku Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional sudah mendengungkan lagu top hit Elvis Presley “It is now or never” yang mengandung makna “Sekarang Prabowo merebut kursi RI-1, atau karier Prabowo tamat selamanya!”

Tanpa meremehkan peran Polri, jika potensi konflik berubah menjadi konflik kebenaran dalam Pemilu 2019, hanya TNI yang mampu mencegah dan memadamkannya. Semua pihak dalam Pemilu niscaya percaya akan kebenaran ini. TNI, lebih afdol lagi, sinergi TNI dengan Polri, yang mampu menjamin Pemilu 2019 aman dan damai.

Karena peran TNI yang sangat krusial, wajar jika dewasa ini sudah bermunculan upaya-upaya untuk melemahkan, atau mendiskreditkan TNIdengan cara yang tidak berbeda: menyebarkan kabar bohong, fitnah, adu-domba dan sejenisnya.

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Dampak Spiritual Globalisasi

Pengangkatan Letnan Jenderal TNI, Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), misalnya, dikatakan langkah pemerintah Jokowi “menamatkan” karier militer yang bersangkutan. Doni sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Pertahanan Nasional. Kenapa Pati TNI yang berkarier cemerlang, termasuk pernah menjabat Komandan Kopassus, Komandan Paspampres dan Pangdam Pattimura itu tiba-tiba “didisipilkan” dan ditempatkan di BNPB? 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.