Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (60)

Belajar dari Kosmologi Khonghucu (1)

Rabu, 15 November 2023 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kosmologi Khonghucu tidak jauh berbeda dengan kosmologi Hindu dan ­Budha sebagaimana diuraikan dalam artikel terdahulu. Ajaran Khong­fusianisme melihat alam semesta sebagai lingkaran yang memusat pada ling­kungan Masyarakat. Semula alam semesta ini hanya­lah berupa tanah sebesar kepalan tangan yang di dalamnya terdapat setetes air, sekeping langit, dan seruas angina yang saling bergalau menjadi satu. Pada saat itu unsur-unsur alam semesta belum mem­punyai nama ­masing-masing. ­Begitu Jabaril (malaikat) sebagai ­suruhan Suwara memberikan nama (identitas) kepada masing-masing unsur tersebut maka serta merta ke­empat unsur itu ber­gerak ­kesegenap penjuru menjadi awal kejadian yang besar. Tanah segera mengubah dirinya menjadi bumi, langit menjadi matahari dan bintang-bintang. Air dan angin meluas menyusup dan mengelilingi semua bentukan baru itu. Selanjutnya kejadian di bumi dan langit masih belum tersebut pemisahan antar ke­duanya kemudian berangsur-angsur bumi bergerak kebawah dan langit bergerak ke atas dengan angin dan air yang menyertainya.

Baca juga : Belajar dari Kosmologi Budha (3)

Ketika bumi masih merupa­kan sebuah tempat yang belum berpenghuni, Jabaril dan Suwara saling berunding. Suwara menyuruh Jabaril untuk membuat manusia dari tanah. Setelah itu Jabaril mengambil tanah dari empat penjuru bumi dan terbentuklah limbagan yaitu bakal manusia yang terbuat dari tanah. Setelah itu Jabaril meng­ambil tanah dari empat penjuru bumi dan terbentuklah limbagan yaitu bakal manusia yang terbuat dari tanah. Perkem­bangan selajutnya Jabaril meminta kepada Suwara agar Adam diberi kawan, ­kemudian ­dengan ­meng­ambil tilang iga dari Adam dan di­mantrai, terciptalah seorang perempuan yang diberi nama Hawa.

Baca juga : Belajar dari Kosmologi Budha (2)

Perkembangan selanjutnya Adam ingin memperistri hawa. Namun keingingannya untuk berhubungan seks selalu tidak terlaksana karena Hawa selalu menghindar. Dengan keadaan semacam itu mereka saling mengejar dan menghindar, maka bumi pun semakin meluas pula. Kemana mereka berkejaran ke arah sanalah bumi menghampar dan bertambah lebar. Injakan injakan Adam menciptakan gunung-gunung dan Lembah-lembah. Peluh yang membasahinya yang bercucuran jatuh ke bumi men­jadikan sungai sungai dan danau serta lautan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.