Dark/Light Mode

Meraih Berkah Bulan Sya`ban (6)

Meningkat Dari Mukhlish Ke Mukhlash

Minggu, 18 Februari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang yang melaksanakan sesuatu dengan Ikhlas bisa ­disebut mukhlish atau mukhlash. Kedua kata tersebut berasal dari akar kata akhlasha-yukhlishu, berarti tulus, jujur, jernih, ­bersih, dan murni. Dari akar kata tersebut lahir kata mukhlish, jamaknya al-mukhlishin berarti orang yang setulus-tulusnya mengikhlaskan diri di dalam upaya mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. Perkataan, pikiran, dan segenap tindakannya hanya tertuju kepada Allah SWT.

Pengertian ikhlas lebih popular berarti kesungguhan dan dan ketulusan di dalam ­upaya mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. Perkataan, pikiran, dan segenap tindakannya hanya tertuju kepada Allah SWT. Kalangan ulama tasawuf menjelaskan pengertian ikhlas sebagai upaya untuk menyucikan ketaatan dari perhatian sesama makhluk dan menjadikan Allah sebagai tujuan dalam berbagai ketaatan yang dilakukannya.

Baca juga : Meningkat Dari Taib ke Tawwab (3)

Kebalikan dari ikhlas ialah riya’, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan selain untuk Allah SWT juga untuk mendapatkan pujian dari makhluk. Riya’mulai terjadi manakala seseorang mulai menikmati pujian dari kebaikan yang dilakukannya. Sekecil apapun kebanggaan di balik pujian orang maka itu bagian dari riya’. Jika seseorang dipuji lalu bersedih karena ia sadar bahwa yang paling tepat untuk dipuji hanya Allah SWT, sesuai dengan komitmen kita “Al-hamdulillahi Rabb al-‘alamin” (Segala pujian hanya untuk Allah Tuhan semesta alam). Bukankah perestasi yang dipuji orang dari diri kita tak lain adalah karunia Allah SWT.

Dari kata akhlasha lahir ­juga kata mukhlash, jamaknya mukhlashin berarti orang yang mencapai puncak keikhlasan ­sehingga bukan dirinya lagi yang yang berusaha menjadi orang ikhlas (mukhlishin) ­tetapi Allah SWT yang proaktif ­untuk memberikan keikhlasan. ­Mukhlis masih sadar kalau dirinya berada pada posisi ­ikhlas, sedankan mukhlash sudah tidak sadar ­kalau dirinya sedang berada dalam posisi ikhlas. Keikhlasan sudah merupakan bagian dari habit dan kehidupan sehari-harinya.

Baca juga : Meningkat Dari Taib ke Tawwab (2)

Jika kadar keikhlasan masih dalam batas mukhlis maka masih riskan untuk diganggu ber­bagai provokasi iblis karena ­masih menyadari dirinya berbuat ­ikhlas. Sedangkan mukhlash ­Iblis sudah menyerah dan tidak bisa lagi berhasil menggang­gunya karena langsung di-back-up oleh Allah SWT. Berbagai firman Allah SWT menyebutkan bahwa orang-orang yang sudah sampai di maqam al-mukhlashin upaya iblis sudah tidak mempan lagi. Ayat-ayat tersebut antara lain:
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.