Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Kalangan Teosof agak berbeda lagi. Yang dimaksud teosofi dalam tulisan ini ialah orang-orang yang berusaha menemukan kebenaran melalui kombinasi jalur logika dan tasawuf.
Sesungguhnya teosofi lebih dekat kepada tasawuf tetapi beberapa seginya berbeda, karena masih mengakomodir epistimologi keilmuan yang menggunakan logika murni (al-ilm al-hushuli/knowledge by corresponden) di samping pendekatan ilmu hudhury (knoledge by present).
Baca juga : Allah: A God Dan The God (3)
Tokoh yang paling sering diklaim sebagai penggagas ilmu hudhuri ialah Mulla Sadra dan menurut penulis juga Ibnu ’Arabi dan para murid dan pengikutnya.
Pandangan kalangan teosofi tentang Tuhan sebagi A God atau The God lebih banyak kesamaannya dengan para ilmuan sufi, bahkan ada yang mengatakan sama. Namun jika dilihat secara mikro tampak ada perbedaan di antaranya.
Baca juga : Allah: A God Dan The God (2)
Bagi kalangan teosofi, antara A God dan The God tidak perlu dipertentangkan, karena kapasitas Tuhan Yang Maha Tak Terbatas tidak meniscayakan adanya pembatasan. Terkadang Tuhan menampilkan diri sebagai A God dan terkadang juga sebagai The God. Ia akan tampil sebagai A God ketika substansi dirinya dibandingkan dengan makhluk-Nya. Sebaliknya Ia akan tampil sebagai The God jika dihubungkan dengan fungsi dirinya sebagai Tuhan semsta alam. Ia bisa dihubungkan diri-Nya sebagai Tuhan yang dapat didekati secara tanzih, yang memiliki kekhususan dan keistimewaan yang tak mungkin bisa dibandingkan dengan makhluk-Nya tetapi juga bisa didekati dengan pendekatan tasybih, karena memang memiliki entitas sebagaimana diformulasikan di dalam konsep al-Asma’ al-Husna’.
Dalam perspektif teosofi, ma’rifah tentang keesaan Tuhan (tauhid) tidak pernah dipermasalahkan keberadaan Tuhan sebagai The One dan The Many. Keduanya merupakan suatu entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara keduanya adalah hubungan manifestasi (tajalli). Berbeda dengan pandangan folosof menganggap The One dan The Many sebagai dua entitas yang berbeda dan hubungan antara keduanya berdasarkan sebab akibat.
Baca juga : Allah: A God dan The God (1)
Pandangan ini sejalan dengan beberapa ayat: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Hadid/57:3).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.