Dark/Light Mode

Pelajaran Dari Kasus Baasyir

Kamis, 24 Januari 2019 07:30 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Dulu Presiden Soeharto menggunakan kata “Ta’ gebuk!” menanggapi kegiatan-kegiatan Petisi 50. Kini Presiden Jokowi mengatakan kata-kata “enggak mungkin nabrak”, dan “Itu basic sekali”.

Presiden Jokowi sudah menyadari kekeliruan (fatal) dengan pernyataannya yang pertama setelah mendapatkan masukan tegas dari sejumlah pembantu dekatnya di bidang keamanan, pertahanan dan intelijen. Bisa juga dikatakan Presiden menyadari dirinya “kejeblos” oleh pancingan-pancingan awak media yang menanyakan soal pembebasan Ba’asyir.

Baca juga : Tanda-tanda Main Kotor Dalam Pemilu

Perhatikan reaksi Jenderal TNI (purn) Wiranto, Menko Polhukam terkait pembebasan Ba’asyir: “Jadi, Presiden tidak boleh grasa-grusu serta-merta memutuskan [pembebasan Ba’asyir], tapi perlu pertimbangan aspek-aspek lainnya”. Pernyataan ini, jelas, bernuansa kritik, bahkan kritik yang keras.

Seorang Wiranto yang hampir selalu berbicara dengan konteks tinggi, kali ini berani melancarkan pernyataan yang bersifat konteks rendah, bahkan bernuansa mengkitik Presiden R.I. !! Yang tidak kalah hebat dan tidak kalah berani adalah pernyataan Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan: “Siapa pun yang menolak Pancasila dan NKRI harus KELUAR DARI INDONESIA.

Baca juga : Bukan Debat, Hanya Klarifikasi

Sikap Ba’asyir (yang menolak menandatangani pernyataan setia pada Pancasila, NKRI dan UUD 1945) seperti merupakan suatu ancaman dan harus ditindak tegas!” Jelas sekali, ketika mengeluarkan pernyataan yang pertama pekan lalu, Presiden Jokowi sesungghnya belum paham betul duduk persoalannya.

Ia tidak paham apakah pembebasan Ba’asyir ini bersifat murni atau bersyarat. Ia juga tidak tahu (tatkala itu) bahwa Ba’asyir menolak menyatakan setia pada Pancasila, NKRI dan UUD 1945”.

Baca juga : Upaya Mendiskreditkan TNI

Pada akhirnya, adalah Jenderal TNI (purn) Moeldoko yang bicara dengan konteks rendah, bahkan rendah sekali: “Permintaan pembebasan bersyarat bagi Ustaz Abu Bakar Ba’asyir tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah!”

Pelajaran emas bagi setiap pemimpin, terutama pemimpin negara dan bangsa: ekstra hari-hatilah ketika mengeluarkan pernyataan kepada publik, apalagi pernyataan yang terkait dengan permasalahan sensitif dan kontroversial.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.