Dark/Light Mode

Etika Politik dalam Al-Qur’an (2)

Adakah Sistem Politik Dalam Qur’an?

Sabtu, 26 Januari 2019 07:04 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam artikel terdahulu dijelaskan bahwa ayat-ayat yang berhubungan dengan urusan kenegaraan tidak lebih dari 10 ayat. Jika yang dimaksudkan sistem politik di dalam Al-Qur’an adalah keseluruhan rancang-bangun politik berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, maka jelas tidak cukup mamadai untuk mengatakan ada sistem politik dalam Al-Qur’an.

Sekalipun digabungkan dengan 70 ayat yang berbicara tentang urusan perdagangan, perekonomian, jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, gadai, perseroan, kontrak, tetap masih belum mamadai untuk disebut sistem politik menurut Al-Qur’an.

Baca juga : Jangan Khianati Nilai Kemanusiaan, Agama & Konstitusi

Jika demikian kenyataannya, bagaimana menjelaskan maksud ayat-ayat sebagai berikut: Hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu, Aku lengkapkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku ridha menjadikan Islam sebagai agamamu (Q.S. al-Maidah/5:3), Tidak Kami lupakan suatu apapun dalam Kitab itu (Q.S. al-An’am/6:38), dan Dan Kami turunkan Kitab itu kepadamu untuk menjelaskan segala-galanya (Q.S. al-Nahl/16:89).

Menurut Ibn Katsir dan Ibn Abbas, yang dimaksud ”Aku sempurnakan bagimu agamamu” ialah urusan keimanan telah disempurnakan, tidak perlu lagi ada tambahan. Memang setelah ayat ini turun tidak ada lagi ayat turun mengenai urusan halal dan haram. Menurut Rasyid Ridha, yang dimaksud oleh ayat itu ialah penyempurnaan iman, hukum, budi pekerti, ibadat, dengan terperinci dan muamalat dalam garis besar.

Baca juga : Etika Politik Qur’ani: Sebuah Pengantar

Sedangkan menurut al-Zamakhsyari, yang dimaksud dengan kata akmala (Aku sempurnakan) di dalam ayat pertama di atas ialah melindungi yaitu: Aku lindungi kamu dari musuh, sehingga kamu mencapai kemenangan dan musuh mengalami kekalahan, bukannya berarti keselurusan urusan manusia sepanjang masa sudah diurus scara keseluruhan dalam Al-Qur’an.

Yang dimaksud dengan penyempurnaan agama bukanlah penyempurnaan dalam arti seluruh aspek kehidupan tetapi prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem hidup kemasyarakatan manusia dalam segala seginya.

Baca juga : Diperlukan Segera, Tim Pencari Fakta

Jika mau diartikan dengan segala hal mungkin dalam arti penyempurnaan hukum, ajaran dasar agama, atau halal dan haram. Dalam konteks ayat kedua (Tidak Kami lupakan suatu apapun dalam Kitab itu), menurut Ibn Katsir, Tuhan mengetahui semua binatang, sesuai dengan konteks (munasabah) ayat yang berbicara tentang komunitas binatang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.