Dark/Light Mode
- Ketua MUI Baros Beri Pesan Sejuk Di Sosialisasi PNM Mekaar
- Dipolisikan Nurul Ghufron, Ketua Dewas: Kami Sama Sekali Nggak Takut!
- KPK Lelang 2 Mobil Jeep Cherokee Milik Eks Walkot Bekasi Rahmat Effendi
- Gempa Terkini Magnitudo 5,3 Guncang Papua, Getaran Terasa Hingga Mamberamo Raya
- TPPU SYL, KPK Sita Mobil Mercy Sprinter Dan New Jimny
RM.id Rakyat Merdeka - Etika Nabi di dalam berdiplomasi tergambar juga di dalam redaksi surat-menyurat Nabi ke beberapa relasi politiknya, terutama para pemimpin negeri di sekitar Timur Tengah, termasuk pemimpin kota-kota penting dunia saat itu.
Yang menakjubkan dari Nabi Muhammad Saw ialah seperti tidak pernah bosan menghampiri umat dan negeri tetangganya dengan berbagai macam komunikasi. Ditolak dengan satu cara, ditempuh lagi cara-cara lain, sehingga umatnya sehingga mengundang empati.
Baca juga : Sosiologi Dakwah Walisongo
Meskipun Nabi tidak bisa membaca dan menulis, tetapi ia amat cerdas memilih Zaid ibn Tsabit sebagai sekretaris pribadi yang terkenal sebagai ahli bahasa-bahasa asing dunia saat itu. Gagasan-gagasan Nabi dituliskan oleh Zaid lalu dikirim ke pusat-pusat kerajaan strategis pada saat itu.
Nabi juga mengirim diplomat-diplomat ulungnya untuk mengantarkan langsung surat itu, sehingga hasilnya sangat luar biasa. Pengalaman Nabi ini menjadi pelajaran berharga untuk kita, apalagi dalam era multi media saat ini.
Baca juga : Belajar Etika Politik Dari Ratu Balqis (1)
Di antara surat-surat tersebut ialah surat Nabi Muhammad kepada Raja Muqauqis sebagai berikut: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Muqauqis raja Qibthi.
Keselamatan semoga tercurah kepada orang yang mengikuti petunjuk-Nya. Amma ba’du: Aku mengajakmu dengan ajakan kedamaian. Masuklah Islam maka engkau akan selamat. Masuklah Islam maka engkau akan diberikan Allah pahala dua kali.
Jika engkau menolak maka atasmu dosa penduduk Qibthi. Sebagai apresiasi terhadap surat simpati Nabi, maka Raja Muqauqis menghadiahkan empat budak perempuan di antaranya Mariya binti Syam’un al-Qibthiyyah al-Mishriyyah, seekor kuda (baghal) bernama Afir, seekor keledai bernama Duldu, 20 helai kain sutra Mesir, dan beberapa hadiah lainnya.
Maria Al-Qibtiyyah kemudian diperistrikan oleh Nabi yang melahirkan Ibrahim putra tunggal laki-laki Nabi Muhammad yang wafat ketika masih kecil. Raja lain yang mendapatkan surat cinta Nabi ialah Kaisar Heraclius yang isinya sebagai berikut: “Sesungguhnya aku menyerumu dengan seruan Islam, maka masuklah ke dalam agama Islam maka engkau akan selamat, dan niscaya Allah akan membalasmu dengan ganjaran dua kali lipat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.