Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (46)

Menjauhi Penghianat (5)

Selasa, 22 Desember 2020 05:06 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengapa dakwah di Mekkah stagnation? Bukankah rumah-ruh Perjanjian sekutu yang dilakukan oleh negara Muslim dengan negara non Muslim bila orientasinya adalah membantu kelompok tertindas maka boleh saja dilakukan. Namun bila perjanjian itu dilakukan untuk saling membantu melakukan konfrontasi terhadap kelompok atau negara lain maka perjanjian tersebut sifatnya inkonstitusional.

Bentuk perjanjian yang terakhir inilah yang banyak dilakukan oleh banyak negara dewasa ini yang kemudian menjadi pemicu terjadinya perjanjian multilateral terutama di bidang militer, di mana dari sekian banyak negara yang ada melakukan aksi gencatan senjata, baik dalam bentuk mempertahankan eksistensi sebuah negara dari serangan luar maupun melakukan penyerangan terhadap negara lain.

Baca juga : Menjauhi Penghianat (4)

Salah satu contohnya adalah perjanjian sekutu yang terjadi antara Amerika dengan Korea Selatan, sehingga Amerika pun pada saat itu berusaha memfasilitasi Korea Selatan dengan berbagai macam persenjataan ketika terjadi perang dengan Korea Utara.

Kapan saja perjanjian sekutu terutama di bidang militer dewasa ini tidak keluar dari pemaknaan seperti yang disebutkan di atas, maka seyogyanya negara-negara Muslim berhati-hati melakukan perjanjian bilateral dengan negara non Muslim, karena perjanjian itu terkadang menuntut mereka untuk ikut serta dalam operasi militer menyerang negara lain termasuk negara Islam itu sendiri.

Baca juga : Menjauhi Penghianat (3)

Indikator inilah yang membuat Arab Saudi tidak mau terlibat dalam perjanjian internasional yang diprakarsai oleh Amerika untuk melakukan agresi militer terhadap beberapa negara yang penduduknya mayoritas Islam seperti Afghanistan dan Irak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.