Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Kondisi ini mulai berubah saat di AS mulai muncul sekte atau kelompok masyarakat yang meragukan vaksin MMR (campak, beguk, rubella). Lalu diikuti dengan semakin banyak orang ragu terhadap peran vaksin campak.
Akibatnya, tahun 2018 Amerika Serikat kembali mengalami wabah campak. Ini disebabkan oleh banyaknya pendatang dari negara lain yang tidak vaksin dan penolakan yang tinggi terhadap vaksin.
2. Mitos anak yang diimunisasi tetap saja sakit
Baca juga : PSBB Total, MRT Jakarta Tetap Beroperasi
Bila sakit, tingkat keparahan yang dialami pasien imunisasi biasanya sangat ringan. Anak-anak yang diimunisasi, bila sakit, akan terhindar dari kecacatan dan kematian.
Jangan lupa, kalau Anda tidak diimunisasi dan Anda tidak sakit, berterima kasihlah kepada orang yang diimunisasi. Karena itulah herd immunity. Ketika kita berada di tengah orang-orang yang sehat, kita tidak terjangkit penyakit.
3. Mitos vaksin mengandung zat berbahaya
Baca juga : Uno Masuk Kabinet, Fakta Apa Hoaks..?
Ini tentu saja keliru. Vaksin yang sudah diproduksi massal, lazimnya memenuhi syarat utama: aman, efektif, stabil, dan efisien dari segi biaya.
Setelah dinyatakan aman, barulah dipakai oleh masyarakat luas di bawah monitoring. Kalau negara kita, di bawah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Karena satu saja ada temuan efek samping yang tidak diinginkan, itu bisa ditarik. Biasanya, ketahuan di fase awal.
Baca juga : Berlomba di Jalur Vaksin
4. Mitos vaksin sebabkan autisme
Tak ada kaitan antara kandungan vaksin terhadap autisme pada anak. Hal ini sudah terbukti pada penelitian mendalam dan panjang, bahkan hingga lebih dari 10 tahun.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya