Dark/Light Mode

Melongok Lokasi Penangkapan Terduga Teroris di Pondok Gede Bekasi

Operasi Senyap Densus 88 Sempat Terendus Warga

Minggu, 16 Juni 2019 06:46 WIB
Suasana di sekitar kontrakan tempat terduga teroris ditangkap terlihat sepi (Foto: Paul/RM)
Suasana di sekitar kontrakan tempat terduga teroris ditangkap terlihat sepi (Foto: Paul/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penangkapan terduga anggota jaringan teroris terus  dilakukan. Pekan ini, puluhan terduga teroris ditangkap di beberapa daerah di Tanah Air. Tiga di antaranya, ditangkap di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ketiga terduga teroris Bekasi ditangkap di sebuah kontrakan  di RT 1 RW 2 nomor 43B, Kelurahan Jatibening Baru, Pondok Gede, pada Selasa dinihari (11/6). Kontrakan yang belum genap seminggu tempati para terduga teroris itu berada di wilayah permukiman yang lumayan padat. Jarak rumah satu antara satu dan lainnya cukup rapat. Jalan menuju tempat itu pun hanya bisa dilewati sepeda motor.  Tapi, tak begitu sulit menemukannya. Jaraknya hanya sekitar 50 meter dari kediaman Ketua RT setempat.

Dari pengamatan, kontrakan itu berada dalam satu pagar  dengan lima kontrakan lainnya. Kontrakan yang mereka tempati, berada di urutan ketiga dari pagar selebar dua meter yang jadi akses keluar masuk. Tak ada yang istimewa dari kontrakan itu. Ukurannya pun tidak begitu besar. Lebar bagian  depan tak sampai tiga meter. Seluruh kontrakan yang berada  dalam pagar dicat senada, putih. Sedangkan pintu dan jendela  berkelir coklat tua. Tak ada garis  polisi di kontrakan tersebut.

Kamis siang (13/6), tak terlihat aktivitas berarti di kontrakan dan lingkungan sekitarnya. Hanya ada beberapa warga yang hilir mudik melalui jalanan di dekat kontrakan. Sedangkan warga di kontrakan 43B lainnya, tak  tampak keluar rumah. “Itu memang cuma tiga kontra- kan yang terisi,” kata Abdullah,  Ketua RT setempat.

Abdullah tak menyangka lingkungannya dijadikan tem- pat para terduga teroris tinggal. Apalagi, dia belum sempat tahu para terduga teroris tersebut.  Pasalnya, meski sudah hampir seminggu mengontrak di tempat tersebut, penghuni sama sekali belum melapor. “Sama sekali nggak tahu iden- titasnya,” tutur Abdullah.

Padahal, menurut Abdullah, tiap warga baru yang hendak menghuni rumah atau kontrakan, wajib melapor dan menyerahkan  fotokopi indentitas kepadanya untuk didata. “Tapi yang ditangkap warga  baru dan belum terdata. Belum serahkan KTP,” katanya.

Baca juga : Perbaikan Outlook Jadi Bukti Suksesnya Kebijakan BI, Pemerintah, dan Pemangku Kebijakan

Tiga warga pendatang baru itu adalah Ahmad Adhi Sudiro, Ikhsan, dan Khairul Amin alias Amin. Sebelum menangkap ketiga terduga teroris itu, Densus lebih dulu menangkap Harin alias Abu Zahra di Jalan Lampiri Raya, Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi pada Senin malam (10/6).

Sebelum terjadi penangkapan, kata Abdullah, polisi telah berada di sekitar rumah kontrakan sejak Senin sore (10/6). Saat itu, warga penasaran dengan keberadaan mobil di dekat rumahnya yang tidak dimatikan dari sore sampai malam. Warga yang penasaran langsung berkumpul untuk mencari tahu. Akhirnya polisi datang ke rumahnya. Dia diminta untuk mengarahkan warga kembali ke rumah. “Ya soalnya polisi mau menangkap orang,” ujarnya.

Agar tidak membuat geger karena polisi mau menangkap teroris, Abdullah bergegas untuk membubarkan warga yang berkerumun di sekitar mobil polisi. Polisi, kata dia, khawatir jika warga banyak berkerumun bakal menghambat penangkapan. “Lalu, jam dua pagi polisi lang- sung bergerak dan menangkap  para terduga teroris,” katanya.

Abdullah pun menyaksikan langsung penggerebekan terhadap tiga orang terduga teroris tersebut. Kata dia, penggerebekan dilakukan langsung Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Dia bilang, satu  orang sempat berontak saat ditangkap. Sedangkan dua orang lainnya pasrah karena dipiting polisi. “Yang berontak terus menanyakan dasar penangkapannya,” ungkapnya.

Saat penangkapan, kata Abdullah, tak satu pun warga yang tahu. Hanya dia yang diminta untuk ikut nenyaksikan. Setelah berhasil membekuk para terduga teroris, polisi tak membawa barang-barang dari rumah kontrakan itu. “Jadi kejadian (pen- angkapannya) tidak gerabak- gerubuk. Semuanya berjalan lancar,” terangnya.

Selain tiga orang yang ditangkap, kata Abdullah, ada satu perempuan bercadar di rumah itu. Perempuan itu tidak ditangkap. Namun, saat ini dia tidak  mengetahui keberadaan wanita itu. Rumah kontrakan tersebut sudah kosong. 

Baca juga : Sekeluarga Dihabisi, Anak Dibekap Di Kasur Hingga Tewas

Bondan, warga sekitar kontrakan, mengaku baru mengetahui  ada penangkapan teroris pada Selasa pagi (11/6). Kata dia, pada saat penangkapan, tak  mendengar bunyi berisik sama sekali. “Ya, mungkin karena  nggak ada perlawanan dari yang  ditangkap,” ujarnya.

Dia mengaku diminta oleh Abdullah untuk tenang dan tidak keluar rumah. Baru setelahnya, dia mendapatkan kabar penangkapan. “Koordinasinya  bagus,” ucapnya. 

Bondan menyebutkan para terduga teroris dikenal jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Dia sudah melihat ketiga terduga teroris itu sejak sebelum Lebaran. “Jadi kami sama-sama nggak merhatikan,” paparnya.

Ruan, warga setempat lainnya mengaku kaget dengan penang- kapan terduga teroris yang terjadi di dekat rumahnya. Dia mengatakan, ini merupakan kali  pertama kampungnya disusupi terduga teroris. Sebelumnya, dia memang sempat mendengar  penangkapan terduga teroris di wilayah Bekasi lainnya. “Nah ini kenapa di kampung yang rame  begini,” kata wanita perempuan yang membuka warung kecil-kecilan di rumahnya itu.

Kendati sering berbelanja ke warungnya, namun Ruan mengaku tak begitu memperhatikan sosok terduga teroris tersebut. “Tahunya sih memang orang baru. Kalau naik motor sama pake ransel gede gitu,” ujarnya.

Dia juga tak pernah mengetahui aktivitas para terduga, karena suasana kontrakan yang  selalu terlihat sepi. Dia menyebut, warga di kontrakan itu  jarang bersosialisasi. “Kalau lihat cuma satu-satu  orang masuk, nggak pernah banyak,” tuturnya.

Baca juga : Kenapa Polusi Udara di Jakarta Tetap Terburuk Sedunia

Sementara Mursik, warga lainnya, heran saat pertama kali melihat para terduga teroris menempati rumah kontrakan. Soalnya, dia melihat para penghuni baru itu saat pindahan tak membawa barang-barang dalam  jumlah banyak. Padahal, biasanya warga yang baru pindah, akan membawa sejumlah barang. “Saya lihat mereka cuma bawa kipas angin,” beber Mursik.

Selain itu, tidak nampak juga terlihat ketiganya membawa perlengkapan seperti halnya orang yang ingin menetap lama di sebuah tempat. Hanya satu  orang yang terlihat mengenakan ransel hitam. Selain itu, dia juga sempat melihat satu unit motor keluar masuk dari kontrakan itu.

Kejanggalan lainnya, menurut  Mursik, adalah ketiga terduga teroris menempati kontrakan baru jelang Lebaran. Padahal, biasanya penghuni baru berdatangan seusai Lebaran. “Ya, aneh aja sih,” tandasnya. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.