Dark/Light Mode

Covid-19 Di Ibu Kota Ngamuk Lagi

Heru Perketat Izin Konser Dan Kebut Vaksin Booster

Sabtu, 12 November 2022 07:30 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. (Foto:  Khairizal Anwar/RM).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. (Foto: Khairizal Anwar/RM).

 Sebelumnya 
“Kerumunan yang begitu besar, bukan saja akan menyebabkan penularan atau masalah covid-19, tapi situasi tak terkendali seperti kerusuhan,” ujarnya.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama mendukung, kebijakan Pemprov DKI yang memperketat konser musik. Menurut dia, kerumunan masyarakat mesti dikendalikan saat kasus Covid-19 melonjak tajam.

“Saya setuju kalau ada perbedaan perlakuan sekarang dengan tiga bulan lalu, karena kasusnya naik cukup tinggi,” kata Prof Tjandra kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Covid Ganas Lagi, Ayo Cepat Booster

Lonjakan kasus Covid-19 ini, kata Guru Besar FKUI ini, bisa jadi akibat penyebaran subvarian baru XBB, XBC atau BA.2.75. Sebab penularan varian itu cukup tinggi.

“Covid masih bersama kita, semua harus tetap waspada. Ini salah satu alasan kenapa status pandemi belum dicabut oleh Organisasi Kesehatam Dunia atau WHO (World Health Organization),” jelas Tjandra.

Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain, kasus subvarian baru di Indonesia sebenarnya tidak terlalu tinggi. Namun, Tjandra menyoroti angka kematian di Indonesia yang relatif tinggi. Disebutkannya, di Indonesia sehari ada 6 ribuan kasus dengan kasus kematian rata-rata 40-an kasus per hari.

Baca juga : Antisipasi Lonjakan Covid-19, Heru Perketat Izin Konser Musik Di Ibu Kota

“Jika dibandingkan dengan Singapura, saat puncak, kasusnya 12 ribu yang meninggal 5 orang. Malaysia, kasusnya 4 ribuan yang meninggal 9. Korea Selatan kasus 60 ribu, tapi yang meninggal 59. Jepang kasus 80 ribu, yang meninggal 70-an,” terangnya.

Karena itu, mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini meminta, agar Pemerintah meningkatkan tracing dan tes Covid-19. Selain itu, dicek data yang meninggal tersebut. Apakah lansia, komorbid, anak atau orang yang belum mendapat vaksinasi Covid-19?

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Tjandra mengimbau masyarakat untuk waspada. Lebih disiplin lagi menerapkan protokol Kesehatan (prokes).

Baca juga : Vaksin Covid Anak Bangsa Lagi Disiapkan Buat Booster

Dia mendorong cakupan vaksinasi lebih ditingkatkan. Menurut Tjandra, vaksin yang paling ideal diberikan adalah vaksin bivalen. Vaksin Bivalen ini bisa menanggulangi varian lama dan Omicron.

“Kalau bisa berikan booster dengan Vaksin Bivalen bukan yang sekarang ada. Itu yang dikerjakan Singapura, Inggris dan Amerika. Makanya, tolonglah dimasukkan vaksinnya,” tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.