Dark/Light Mode

Termahal Sepanjang Sejarah

Harga Ayam Di DKI Bikin Kantong Jebol

Jumat, 30 Juni 2023 07:30 WIB
Pegawai Perumda Dharma Jaya saat melakukan Operasi Pasar khusus daging ayam di Jakarta. BUMD tersebut menjadwalkan menggelar Operasi Pasar khusus daging ayam selama lima hari sejak 28 Juni hingga 2 Juli 2023 di lima kelurahan yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Ist)
Pegawai Perumda Dharma Jaya saat melakukan Operasi Pasar khusus daging ayam di Jakarta. BUMD tersebut menjadwalkan menggelar Operasi Pasar khusus daging ayam selama lima hari sejak 28 Juni hingga 2 Juli 2023 di lima kelurahan yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kenaikan harga daging ayam di Ibu Kota pada periode libur perayaan Idul Adha, tidak wajar. Besaran kenaikan tembus Rp 70 ribu per ekor. Harga ini tertinggi sepanjang sejarah.

Badan Pangan Nasional (Ba­panas) mencatat, harga rata-rata nasional daging ayam ras, per 27 Juni 2023, tercatat Rp 38.530 per kilogram (kg). Di Ibu Kota, harga ayam berkisar Rp 40.000 per kg sampai Rp 42.000 per kg. Biasanya harga berkisar Rp 35 ribu per kg.

Bahkan, pada malam takbiran harga ayam potong di Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel) tembus Rp 50.000 per ekor.

Baca juga : Orang Muda Ganjar Beri Kambing Untuk Meriahkan Kurban Warga Desa Di Muaro Jambi

Ketua Umum Ikatan Peda­gang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga ayam saat ini ter­golong sangat tinggi. Pemerintah harus segera bertindak dengan melakukan upaya-upaya yang efektif untuk menurunkan harga daging ayam. Sebab, jika kenai­kan tidak segera diatasi, akan berimbas pada kenaikan harga di sejumlah bahan pokok lain.

“Kenaikkan harga ayam ini, sebenarnya sudah lama, ya. Tetapi, memang puncaknya, saat terjadi permintaan tinggi beberapa hari belakangan ini. Dan per hari ini (kemarin) sudah tembus Rp 70 ribu (per ekor). Ini tertingga sepanjang sejarah,” ujar Mansuri di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, kenaikan harga daging ayam disebabkan tingginya permintaan. Selain itu, akibat kenaikan harga pakan ternak, dampak dari kenaikan harga jagung sebagai bahan baku pakan.

Baca juga : Srikandi Ganjar Ajak Warga Pulau Pari Tingkatkan UMKM

Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni mengatakan, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak Lebaran dan sampai saat ini masih belum mengalami penurunan.

Pardjuni curiga kenaikan aki­bat permainan broker dan peda­gang pengecer di pasar. Ditam­bah, konsumen atau masyarakat tidak pernah tahu menahu berapa harga ayam di tingkat peternak.

“Konsumen kan sebenarnya tidak tahu persis berapa sih har­ga ayam di tingkat peternak. Ini menjadi hal yang menguntung­kan bagi pedagang. Karena jika konsumen tahu, ada kemung­kinan mereka tidak akan mau membeli ayam dengan harga terlalu tinggi,” katanya.

Baca juga : Palang Merah Indonesia Minta Akronim PMI Diganti, Ini Kata Bos BP2MI

Pardjuni tak menampik harga ayam di tingkat peternak mengalami kenaikan harga. Namun kenaikan tersebut masih dalam batas normal.

Pardjuni menilai, para broker dan pedagang pengecer memainkan psikologis konsumen. Mere­ka mengatakan persediaan ayam langka sehingga harga mahal. Padahal, sebenarnya stok ayam lagi berlimpah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.