Dark/Light Mode

Total 5,6 Juta Pohon Ditanam Untuk Kurangi Polusi Udara Jabodetabek

Jumat, 15 September 2023 16:44 WIB
Total sebanyak 5,6 juta pohon telah ditanam di seluruh wilayah DKI Jakarta sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya Jabodetabek. 
Total sebanyak 5,6 juta pohon telah ditanam di seluruh wilayah DKI Jakarta sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya Jabodetabek. 

RM.id  Rakyat Merdeka - Total sebanyak 5,6 juta pohon telah ditanam di seluruh wilayah DKI Jakarta sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). 

Hal ini disampaikan Juru Bicara Satgas Pengendalian Pencemaran Udara DKI Jakarta Ani Ruspitawati, pada konferensi pers terkait pengendalian pencemaran udara di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (15/9). 

Ini merupakan upaya jangka panjang yang dilakukan Satgas Pengendalian Pencemaran Udara untuk menghijaukan Jakarta demi mengurangi polusi udara kedepannya. 

Baca juga : Ayo Kurangi Polusi & Kemacetan Dengan Naik MRT

Meski tidak disebutkan secara rinci, Ani mengatakan penanaman baik itu berupa pohon atau tanaman dan terus dilakukan di beberapa titik.

"Untuk wujudkan Jakarta hijau, upaya penanaman pohon sebagai salah satu upaya untuk perbaiki kondisi udara terus dilakukan hingga saat ini sudah sekitar 5.600.000 (5,6 juta)  yang dilakukan penanaman baik itu berupa pohon atau tanaman dan terus dilakukan di beberapa titik," ujarnya.

Ani juga mengatakan akan ada 23 Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan dibuka dan direvitalisasi kembali untuk dikembangkannya sebagai area terbuka hijau.

Baca juga : Upaya Pemprov DKI Kurangi Polusi Udara, Dari Penyegelan Hingga Uji Emisi 

Sementara itu terkait TMC atau teknologi modifikasi cuaca, Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov DKI Jakarta, Fitri mengatakan hal itu menjadi kewenangan BMKG dan BRIN. 

Meski hujan buatan dinilai efektif kurangi polusi, namun menurut Fitri agaknya sulit untuk menurunkan hujan buatan di saat musim kemarau, sebab awan tidak terbentuk. 

"Memang itu (hujan) sesuatu yg ideal ya untuk mengurangi tingkat polutan, cuma di musim kemarau ini, ini satu kendala, tidak terbentuk awan, jadi tdak bisa dilakukan hujan buatan krna tidak ada awan," katanya.

Baca juga : Luhut: Sabar!

Fitri mengatakan TMC tetap dilakukan dengan skala yang lebih kecil, yaitu penyiraman dengan satu mesin atau satu teknologi dengan air yang memiliki daya atau kemampuan yang sangat rendah. 

"Karena kalau tinggi itu polutannya malah kemana-mana, jadi kalo rendah itu jadi secara perlahan-lahan dia mengurai polutan yang ada di udara," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.