Dark/Light Mode

Maju Lewat PDIP Dan Jalur Perseorangan

Eks Gubernur Dan Wagub Adu Kuat Di Pilgub Kepri

Sabtu, 5 Oktober 2019 11:14 WIB
Pilkada. (Foto: Merahputih)
Pilkada. (Foto: Merahputih)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tensi politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepulauan Riau (Kepri) 2020 diprediksi panas. Mantan Gubernur Ismeth Abdullah dan Wagub Kepri Soerya Respationo bakal adu kuat di pilgub tahun depan. Ismet bakal maju lewat jalur independen. Soerya daftar ke PDIP.

Diketahui, mantan Wakil Gu­bernur Kepri Soerya Respationo, dan Gubernur Kepri pertama Ismeth Abdullah sudah ancang­ ancang bertarung di Pilgub 2020. Selain itu, mantan Bupati Kepri periode 2001­2003 ikut di Pilgub Kepri tahun depan.

Ketiga tokoh ini belum pernah bertarung bersama di Pilgub Kepri. Bila ketiganya bertar­ung, diperkirakan politik Pilgub Kepri makin panas.

Soerya Respationo dalam waktu dekat akan mendaftarkan diri sebagai cagub Kepri lewat PDIP. Soerya mengaku akan berpasangan dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri saat ini Isdianto. “Saya dan Pak Isdianto mau mendaftar sebagai calon gubernur dan wakil guber­ nur. Daftarkan nggak dilarang,” kata Soerya, kemarin.

Soerya memastikan PDIP Kepri saat ini hanya mengusung dirinya dan Isdianto. “Dari par­tai saya dan Pak Isdianto (akan dicalonkan),” klaimnya.

Baca juga : Tim Angket DPRD Periksa Orang Dekat Isteri Gubernur SulselĀ 

Sebelumnya, Soerya pernah menjabat Wagub Kepri. Pada Pilgub Kepri 2015, Soerya mencalonkan Gubernur Kepri berpasangan dengan Ansar Ahmad. Tapi, harus menerima kekalahan dengan rivalnya HM Sani, kala itu berpasangan de­ngan Nurdin Basirun.

Tapi, pada 8 April 2016, Gu­bernur Kepri HM Sani meninggal, dan kemudian posisi Gubernur ditempati Nurdin Ba­sirun. Tapi, Nurdin Basirun dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Juli 2019. Nurdin terlibat kasus dugaan suap izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau­-pulau kecil Kepulauan Riau tahun 2018­-2019.

Dengan dicokoknya Nurdin Basirun, akhirnya kursi Gubernur untuk sementara diduduki PLT Gubernur Kepri, Isdianto. LSementara, Isdianto memasti­ kan akan ikut berlaga di Pilgub Kepri 2020. Adik mendiang Gubernur Kepri HM Sani ini mengaku akan maju berpasan­gan dengan Soerya Respationo.

“Insya Allah bersama Pak Soerya,” ungkap politisi senior di PDIP Kepri ini.

Ditanya apakah maju sebagai gubernur atau wakil gubernur, mantan Kepala Dinas Penda­ patan Daerah Pemerintah Pro­ vinsi Kepri ini menyerahkan sepenuhnya kepada DPP PDIP. “Itu keputusan DPP. Apapun keputusannya, saya ikut,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Kepri ini.

Baca juga : Maskapai Cathay Pacific Pengin Buka Terminal Kargo Di Bandara Kertajati

Sementara rival Soerya dan Isdianto, mantan Gubernur Kepri pertama Ismeth Abdullah sudah lebih dulu deklarasi di Batam pada 18 Agustus 2019. Bahkan, Ismeth membuka Rumah Badan Pemenangan Ismeth Abdullah.

Relawan Ismeth Abdullah sudah mulai mengumpulkan KTP dukungan. Karena Ismeth dikabarkan akan maju lewat jalur perseorangan.

Bagaimana dengan Huzrin Hood? Mantan Bupati Kepri ini sudah mantap melakukan deklarasi maju Pilkada Kepri. Deklarasi Huzrin dilakukan saat Hari Jadi Provinsi Kepri 24 September 2019. Tapi, sampai saat ini Huzrin Hood, masih dalam tahap lobi­ lobi partai politik. Dia beberapa kali berencana maju Pilgub Kepri tapi kandas di tengah jalan.

Keponakan Khofifah Bantah Calon 

Boneka Lia Istifhama, keponakan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa masuk burca balon Walikota Surabaya. Tapi, nama Ning Lia, sapaan akrabnya, sengaja dimunculkan sebagai boneka untuk menjatuh­ kan lawan politik di Pilkada Kota Surabaya.

Baca juga : Pasek Nyaleg DPR, Eks Gubernur Hingga Musisi Bisa Raih Kursi

Ning Lia semula diprediksi sebagai calon underdog atau numpang lewat saja. “Memang awalnya kaget, kok saya dibilang dikatrol calon yang masuk bursa Pilkada Surabaya 2020. Kaget, karena kok mudah ya orang bikin isu seperti itu. Saya dituding se­bagai calon boneka. Saya tegas­ kan semua rumor itu tidak benar,” tegas Ning Lia, kemarin.

Dia menganggap, semua kompetitor sebagai sahabat da­ lam bersama­sama membangun demokrasi dan Kota Surabaya. Untuk itu, mengajak semua calon berkompetisi secara sehat dengan adu gagasan dan konsep bukan pakai isu dan rumor tidak benar.

Saya menganggap semua kompetitor sahabat sekaligus sparring patner. Tidak ada istilah lawan apalagi musuh. Siapapun nantinya mendapat rekom harus dihargai, karena ini proses poli­ tik yang menjadi domain partai,” tuturnya.

Pembina Ponpes Raudlatul Banin wal Banat Surabaya ini menuturkan, dirinya maju di Pemilihan Walikota Surabaya bukan karena keinginan pribadi. Melainkan karena dorongan dari para pendukung, mayoritas relawan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.