Dark/Light Mode

Stop Ekspor Bahan Mentah Digugat Ke WTO

Jokowi: Dengan Cara Apapun, Kita Lawan!

Jumat, 19 November 2021 06:40 WIB
Presiden Joko Widodo saat berbicara pada Kompas100 CEO Forum 2021, Kamis (18/11/ 2021), di Istana Negara, Jakarta. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr).
Presiden Joko Widodo saat berbicara pada Kompas100 CEO Forum 2021, Kamis (18/11/ 2021), di Istana Negara, Jakarta. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tidak gentar dengan langkah Eropa menggugat kebijakan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Kebijakan kita mengenai hilirisasi, ini akan kita teruskan. Meskipun kita dibawa ke WTO oleh Uni Eropa, silakan nggak apa-apa. Ini nikel kita kok. Dari bumi negara kita sendiri kok. Dengan cara apapun akan kita lawan,” tegas Presiden dalam webinar Kompas 100 Chief Executive Officer (CEO) Forum, kemarin.

Mantan Wali Kota Solo ini menceritakan, banyak pemimpin negara ropa bertanya kepadanya soal kebijakan penyetopan ekspor nikel mentah di forum G20 di Italia, pada akhir Oktober 2021. okowi pun menjelaskan alasan di balik lahirnya kebijakan tersebut.

Baca juga : Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Didominasi Etnis Batak, Bugis, Jawa

“Saya sampaikan lho, kita ingin membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya di Indonesia. Kalau saya kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong. Kita nggak dapat apa-apa,” tuturnya.

Namun demikian, ditegaskan Jokowi, Indonesia tetap terbuka dan siap bekerja sama. Indonesia siap menerima investasi untuk mengolah bahan-bahan mentah di dalam negeri.

“Kalau mau kerja sama ayo. Kita terbuka. Tapi bikin di sini, investasi di sini. Jadi kita nggak menutup diri kok. Kita terbuka. Tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, ndak, ndak, ndak, stop. Jangan berpikir Indonesia akan kirim bahan mentah,” tegasnya.

Baca juga : Kita Jangan Cuma Tukang Gali dan Tangkap Ikan Saja

Tidak hanya nikel, Jokowi mengungkapkan, Pemerintah berencana menghentikan ekspor komoditas tambang lainnya dalam bentuk mentah seperti bauksit dan tembaga.

“Tahun depan mungkin bisa stop bauksit. Kalau smelter kita siap, stop bauksit. Sehingga kita membuka lapangan kerja, hilirisasi, industrialisasi di negara kita. Bauksit sudah, tahun depannya lagi stop tembaga. Karena smelter kita di Gresik ini sudah hampir selesai,”katanya.

Dia memastikan, penyetopan ekspor bahan mentah dilakukan untuk memberi nilai tambah. Selain itu juga untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.

Baca juga : Perpres Pendanaan Pesantren Wujud Komitmen Jokowi Tingkatkan Kualitas Santri

“Mereka mau tidak mau harus investasi di Indonesia atau ber-partner dengan kita. Pilihannya hanya itu. Silakan mau investasi sendiri bisa, mau dengan swasta silakan, mau dengan BUMN silakan. Kita terbuka,” ungkapnya.

Menurutnya, keputusan Pemerintah menghentikan ekspor barang tambang mentah juga akan berdampak kepada lonjakan nilai ekspor.

“Sampai akhir tahun perkiraan saya bisa 20 miliar dolar AS. Karena di bulan Oktober ini 16,5 miliar dolar AS. Hanya dari kita stop nikel. Perkiraan nanti kalau jadi barang-barang yang lain, perkiraan saya bisa 35 miliar dolar. Hanya dari satu barang,” ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.