Dark/Light Mode

Omicron Sudah Masuk Singapura

Jokowi Ketar-ketir

Sabtu, 4 Desember 2021 08:10 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/12/2021). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/12/2021). (Foto: Biro Pers)

 Sebelumnya 
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengaku tak kaget jika Omicron sudah masuk Malaysia dan Singapura. Melihat kasus di Malaysia, ia pun menduga bukan tidak mungkin Omicron sudah masuk ke Indonesia. “Jadi jangan kaget kalau 1-2 hari ke depan ini ada temuan kasus Omicron juga di Indonesia,” kata Dicky, kemarin.

Kata dia, jika nanti ditemukan kasus Omicron, pemerintah harus sigap melakukan tracing hingga 2-3 minggu sebelumnya. Petugas harus mencari tahu dan melakukan testing kepada siapa saja yang memiliki perjalanan dari Afrika Selatan. “Sekitar 2,5 persennya harus dilakukan surveillance dengan genome sequencing,” kata Dicky, kemarin.

Baca juga : Omicron, Penularan Di Masyarakat Dan Kombinasi Berbagai Mutasi

Senada disampaikan Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama. Kata dia, melihat kasus di negara tetangga, pemerintah perlu memperluas mitigasi untuk mempermudah pelacakan importasi varian Omicron. Salah satu caranya dengan mengecek riwayat penerbangan dari pelaku perjalanan internasional.

Kata Tjandra, dari data yang dimilikinya saat ini sudah ada 390 kasus Omicron yang terkonfirmasi di 31 negara. Dari laporan itu diketahui, sebagian kasus infeksi terjadi dari pelaku perjalanan yang tak punya riwayat perjalanan dari Afrika. Seperti kasus yang terjadi di Australia. Kasus pertama adalah warga yang melakukan perjalanan dari Doha.

Baca juga : Bamsoet Dukung Jokowi Investasi Harus Indonesia Sentris

Sementara itu, WHO mengingatkan negara-negara di Asia Pasifik untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus Omicron. Memang belum diketahui seberapa ganas varian baru ini. Namun, WHO meminta negara-negara meningkatkan kapasitas layanan kesehatan dan vaksinasi.

Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai mengatakan, penutupan pintu internasional tak cukup efektif mencegah penularan. Pembatasan di pintu masuk hanya mengulur waktu. “Yang paling penting adalah bersiap menghadapi varian ini dengan potensi penularan tinggi,” kata Kasai, kemarin.

Baca juga : Cegah Omicron, Wapres Minta Pintu Masuk Ke Indonesia Diperketat

Menurut dia, cara terbaik mencegah Omicron adalah tak beda jauh dengan mengendalikan varian Delta. Yaitu memvaksinasi penuh kelompok rentan dan menerapkan langkah pencegahan, seperti memakai masker dan jaga jarak. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.