Dark/Light Mode

Capres 2024 Kudu Perhatikan Kelautan Dan Perikanan, Cak Imin Dinilai Penuhi Kriterianya

Sabtu, 5 Februari 2022 14:34 WIB
Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)
Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilihan Presiden 2024 bakal menjadi momentum penting untuk kembali menjadikan laut sebagai perhatian utama. Sebab, sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi kelautan yang besar, tapi belum dioptimalkan.

Koordinator Indonesian Youth Awakening Center (IYAC) Priyo Pamungkas Kustiadi melihat kelautan dan perikanan belum menjadi jargon utama para kandidat calon presiden (capres). Menurutnya, baru segelintir politisi yang melihat kelautan dan perikanan sebuah kebutuhan politik yang harus diperhatikan.

Baca juga : Grand Prize Gelegar Cuan PLN Mobile Diumumkan, Ini Dia Pemenang Hadiah Mobil Listrik

"Baru tiga nama yang menganggap kelautan dan perikanan sebagai strategi politik pendekatan publik pesisir. Tentunya dengan gaya yang berbeda. Ketiganya Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan," katanya, Sabtu (5/2).

Priyo menjelaskan, permasalahan Indonesia sebagai negara maritim harusnya menjadi fokus pembahasan. IYAC mencatat pemerintah pusat hingga daerah beranggapan pesisir hanya sebagai pintu belakang dan bukan teras depan di sebuah negara. "Indonesia wajib memiliki pemimpin yang berpikiran terbuka soal masalah kelautan dan perikanan," tegasnya.

Baca juga : Prabowo Apresiasi Peran Menpora Majukan Pencak Silat Menuju Olimpiade

Kembali kepada tokoh yang disebut, Priyo mengatakan, beberapa polanya sudah benar. Dirinya memberikan contoh saat nelayan menobatkan Cak Imin sebagai Bapak Nelayan Indonesia, tentunya harus dikapitalisasikan sebagai sebuah isu kampanye politik yang kuat. Cak Imin harus bisa menjadikan isu kelautan dan perikanan sebagai bentuk perhatian mendalam.

"Masalah masyarakat pesisir lebih mendalam karena ada dua desakan. Yakni desakan melawan kuatnya perubahan iklim dan desakan ekonomi karena pandemi. Cak Imin diharapkan harus bisa menjawab tantangan itu," jelasnya.

Baca juga : Kasus Korupsi Nurhadi, KPK Diminta Periksa Pihak Lain Yang Diduga Terlibat

Sementara untuk kedua tokoh lain, kata, Priyo Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memang melihat pesisir sebagai suatu potensi tapi hanya melihat sebagai bentuk peningkatan ekonomi negara dan daerah saja. Keberpihakan kepada masyarakat pesisir masih minim.

"Ganjar memiliki kewajiban karena wilayah dipimpinnya memiliki garis pantai yang panjang. Tapi kapitalisasinya belum berjalan. Masih masifnya pembangunan darat dan pembangunan pelabuhan hanya untuk kebutuhan bisnis dan tidak berefek pada nelayan kecil. Padahal ini menjadi potensi yang baik," tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.