Dark/Light Mode

Terpapar Radikalisme

Celaka, 3 Persen TNI Nolak Pancasila

Kamis, 20 Juni 2019 11:42 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai silahturahmi dan halalbihalal di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6). (Foto: Istimewa).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai silahturahmi dan halalbihalal di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6). (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Dari PNS ada 19,4 persen dan dan pegawai BUMN ada 19,1 persen. Ryamizard pun menegaskan, negara ini adalah negara Pancasila.

“Saya bilang ‘yang nggak suka Pancasila ya cari aja negara yang nggak ada Pancasila-nya. Kalau di sini harus Pancasila’,” tegasnya.

Baca juga : Petugas Loket KAI, Tolong Perhatikan Hak Lansia

Di jagad Twitter, netizen ramai menanggapi soal itu. Sebagian besar berpendapat, kondisi ini bahaya. “BAHAYA!” kicau @IdaBagusArya. “Celaka!!!” sambar @Asong66. Akun @muhsinlabib mencoba memperkirakan jumlah 3 persen anggota TNI yang terpapar radikalisme itu.

“Jika ada 438 ribu prajurit, 3% itu berjumlah 12 ribu atau 12 batalion, mulai dari prajurit hingga perwira. Darurat!,” kicaunya. Hal ini diamini @suwarno32. “Ya, darurat. Harus diberantas sebelum merembet,” imbuhnya.

Baca juga : Jadi Tersangka Makar, Eggi Dijerat 5 Pasal

Akun @ekanzoy berpendapat, 3 persen anggota TNI itu menyebar di ratusan satuan-satuan TNI di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga agak sulit untuk bersatu menjadi 12 batalion. Namun, dia meminta TNI bertindak cepat. Soalnya, radikalisme bak penyakit menular.

“3% itu menyebar di ratusan satuan2 TNI (AD, AU, AL) di seluruh wilayah RI. Jadi sulit untuk berkonsentrasi menjadi 12 Yon utuh. Tapi ibarat penyakit menular, harus ditanggulangi sedini mungkin. Misal, acara kajian Islam yang kerap diadakan satuan-satuan TNI harus diisi ulama-ulama moderat,” sarannya.

Baca juga : Nyeret Napi Tindakan Tak Manusiawi

Akun @ryanxyz menyarankan TNI agar segera memecat 3 persen anggotanya yang terpapar radikalisme itu. Sebelum jumlahnya kian bertambah.

“Kalau sudah teridentifikasi, ada baiknya langsung dipecat, biar nggak melebar menjadi 13%, 30%, atau lebih nantinya,” saran dia. Selanjutnya, akun @arif_rasuno khawatir hal serupa menimpa warga biasa. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.