Dark/Light Mode

Putin Serang Pembangkit Listrik Nuklir Ukraina

Eropa Takut Kiamat

Sabtu, 5 Maret 2022 08:45 WIB
Api besar menyala di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, di daerah Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraina. Pasukan Rusia merebut pembangkit tersebut, Jumat (4/3) dini hari. (Foto: Istimewa).
Api besar menyala di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, di daerah Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraina. Pasukan Rusia merebut pembangkit tersebut, Jumat (4/3) dini hari. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk dan terparah sepanjang sejarah. Akibat ledakan itu, sekitar 100 orang dilaporkan meninggal secara langsung. Sementara yang meninggal secara tidak langsung, dikarenakan kanker atau penyakit lain yang disebabkan radiasi, diperkirakan mencapai 4000-an orang.

Bencana itu juga membuat 117 ribu orang di Pripiyat terpaksa harus mengungsi. Pasalnya, tempat tinggalnya sudah tak bisa ditinggali karena terkontaminasi radio aktif. Sampai saat ini, lokasi bekas PLTN itu tak bisa diakses karena masih ada radioaktif. Pemerintah menetapkan radius sekitar 30 kilometer dari bangunan yang tersisa sebagai zona terlarang.

Tak hanya menelan korban jiwa, ledakan ini juga memusnahkan sekitar 400 hektar hutan pinus seketika dan berbagai keanekaragaman hayati beserta sumber-sumber air yang ada di lokasi menjadi sangat terkontaminasi. Dampak kecelakaan nuklir ini sangat parah karena total isotop radioaktif yang ditemukan dari kecelakaan Chernobyl sebanyak 30 kali lebih tinggi dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada 1945. Beberapa film Hollywood mencoba mengulas kota Chernobyl ini. Seperti Tenet, The A Team, dan sebagainya.

Baca juga : Zona Larangan Terbang Tak Diterapkan, Presiden Ukraina Kutuk NATO

Bagaimana tanggapan dunia atas serangan Rusia di PLTN Ukraina ini? Dunia langsung beraksi atas kebakaran yang terjadi di PLTN Zaporizhia ini. Inggris langsung mengritik Rusia.

PM Inggris, Boris Johnson menilai, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sembrono dan ngawur. Kata dia, serangan ke PLTU Zaporizhiat telah membahayakan seluruh Eropa. “Rusia harus segera menghentikan serangannya terhadap pembangkit listrik dan memungkinkan akses tak terbatas untuk layanan darurat ke pembangkit listrik,” kata Johnson.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden ikut mendesak Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di PLTN Zaporizhia dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan tim tanggap darurat untuk mengakses ke lokasi tersebut.

Baca juga : PLN Operasikan 3 Infrastruktur Kelistrikan, Listrik Sulut Dan Gorontalo Kian Andal

China yang merupakan konco dekat Rusia ikutan gerah. “Kami akan mengawasi situasi dan meminta segala pihak untuk menahan diri, menghindari eskalasi, dan memastikan keamanan fasilitas nuklir yang relevan,” kata Jubir Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Sementara itu, Rusia enggan disalahkan akibat kebakaran itu? Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pihaknya bukan penyebab kebakaran. Rusia menuding kebakaran itu merupakan hasil provokasi Ukraina yang bertujuan menuduh Rusia menciptakan sarang kontaminasi radioaktif.

“Tujuan dari provokasi rezim Kiev di fasilitas nuklir adalah upaya untuk menuduh Rusia,” kata Jubir Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, kemarin.

Baca juga : Pembangkit Nuklir Terbesar Eropa Diserang, Bahayanya Bisa 10 Kali Chernobyl

Beruntung saja, kebakaran di PLTN itu tak berdampak apa-apa. Hasil pemeriksaan Badan Tenaga Atom Internasional menyatakan tidak ada pelepasan radiasi akibat insiden tersebut. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.