Dark/Light Mode

Ortu Kudu Ekstra Waspada

Anak Bisa Terkena Long Covid Lho...

Minggu, 3 April 2022 07:40 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi (PB Perdosri), Tirza Z Tamin. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi (PB Perdosri), Tirza Z Tamin. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi (PB Perdosri), Tirza Z Tamin mengingatkan, pelonggaran aktivitas masyarakat yang saat ini berjalan harus diimbangi sikap waspada. Termasuk, anak-anak. Sebab, banyak anak yang terinfeksi virus Corona.

“Sudah tercatat 13,4 persen pasien terkonfirmasi positif berasal dari umur 0 sampai 18 tahun,” ungkapnya, dalam diskusi virtual, kemarin.

Tirza menerangkan, mayoritas kasus infeksi yang dialami anak memang bergejala ringan. Tapi, ternyata ada juga yang mengalami gejala sedang dan berat. Bahkan, ada kasus Long Covid pada anak. Dari beberapa laporan, ada anak-anak yang gejalanya yang tetap muncul setelah terinfeksi lebih dari 20 hari.

Baca juga : Simak, Daftar Kelompok Anak/Remaja Yang Rentan Kena Long Covid

“Muncul gejala nyeri kepada anak seperti gangguan tidur, lalu kesulitan konsentrasi, nyeri perut dan lemas pada keseluruhan badan,” ungkapnya.

Tirza menyebut, gejala tersebut sebetulnya bisa hilang dalam beberapa waktu kemudian. Namun, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter dan melaporkan setiap perkembangan anak.

“Beberapa anak dengan masalah secara signifikan ini harus diidentifikasi dari awal. Jadi preventif promotifnya harus lebih optimal untuk anak,” saran Tirza.

Baca juga : Waspada, Raksasa Roboh

Selain itu, orangtua punya peran penting dalam mengedukasi anak dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Terutama, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Senada, Dokter spesialis anak-konsultan penyakit infeksi tropis RS Pondok Indah, Hingky Hindra Irawan Satari mengatakan, meski anak sudah dinyatakan sembuh dari Covid orangtua tetap perlu memantau kondisi anak.

“Untuk Covid varian Omicron itu seharusnya sekitar 10 hari hilang. Delta dua minggu hilang. Kalau salah satu gejala menetap, itu Long Covid,” tegasnya.

Baca juga : Gejala Siluman Omicron Bisa Berat, Jangan Meremehkan...

Sementara Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesa (IDAI), Yogi Prawira mengatakan, perlindungan tambahan selain prokes, yakni vaksin Covid pada anak belum bisa diberikan. Maka, perlindungan anak sangat bergantung pada pengawasan orangtuanya.

Dia mengungkapkan, ada 40 persen anak terinfeksi Covid-19 yang datang ke rumah sakit dengan gejala batuk. Kemudian, sesak napas sebanyak 23 persen. Sisanya, gangguan di saluran pencer­naan atau gastroenteritis, seperti diare dan muntah, de­mam, bahkan kejang.

“Kalau kita melihat kon­disi sekarang ini cukup banyak anak yang terinfeksi Covid lalu ada yang mengalami kejang. Padahal sebelumnya tidak pernah kejang sama sekali. Maka kita perlu lebih berhati-hati,” imbaunya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.