Dark/Light Mode

Sri Lanka Bangkrut, Dunia Dihantui Krisis Pangan

Mega Waswas

Senin, 18 Juli 2022 07:56 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Instagram/ibumegawati)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Instagram/ibumegawati)

 Sebelumnya 
Soal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani juga berulang-ulang mengingatkan negara-negara G20, khususnya saat membuka pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 ketiga, di Bali, Jumat (15/7). Sebab, dalam catatan Program Pangan Dunia, ada 276 juta atau seperempat miliar lebih orang di dunia saat ini mengalami kelaparan. Angka ini naik dua kali lipat lebih dibanding 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

Situasi ini terjadi karena ekonomi global dihantam bertubi-tubi. Selain pandemi Covid-19, diperparah oleh konflik geopolitik dan perang Rusia-Ukraina. Sri Mulyani memprediksi, harga pangan dunia bakal meningkat hingga 20 persen di akhir tahun ini. Setelah sempat meroket hampir 13 persen pada Maret 2022.

Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva juga memikirkan masalah itu. Makanya, sepulang dari 3rd FMCBG di Bali, kemarin, Georgieva menemui Presiden Jokowi, di Istana Bogor. Sri Mulyani ikut dalam pertemuan tersebut.

Baca juga : Krisis Pangan Mencemaskan

Usai pertemuan, Sri Mulyani menerangkan, IMF menaruh harapan besar kepada kepemimpinan Indonesia sebagai Presidensi G20. Di antaranya, agar mendorong pemimpin negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.

Krisis itu, sebut Sri Mulyani, sudah menghantam berbagai negara di Afrika. "Jangan sampai kemudian kemampuan dunia internasional untuk mencegah krisis menjadi makin lemah dan menyebabkan risiko makin tinggi," ucapnya.

Presiden Jokowi, sambung Sri Mulyani, menaruh perhatian besar kepada Afrika. Ia berharap, benua hitam itu bisa gabung di acara G20. Sebab, selama ini, G20 tidak pernah memasukkan negara-negara di Afrika dalam pembahasan yang permanen.

Baca juga : Alert!! 276 Juta Orang Di Dunia Hadapi Kerawanan Pangan Akut

"Karena suara dari negara-negara, terutama dari Afrika yang sekarang sedang menghadapi banyak sekali kesulitan pangan, kesulitan dari sisi ekonomi, dan juga keuangan, menjadi sangat penting," terangnya.

Sebelumnya, Jokowi juga telah memerintahkan Badan Pangan Nasional atau Nasional Food Agency (NFA) untuk memberikan atensi ekstra melihat gonjang-ganjing ekonomi global yang terjadi. Bos NFA Arief Prasetyo Adi menerangkan, arahan itu disampaikan Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna. "Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan," kata Arief, dalam keterangannya, Sabtu (16/7).

Perintah tersebut, kemudian langsung direspons dengan mengumpulkan kepala dinas urusan pangan dari 514 kabupaten/kota dan 37 provinsi. Mereka menggelar rapat koordinasi. "Kita akan bangun ekosistem pangan dari pusat hingga daerah melalui sistem informasi pangan yang terintegrasi baik on farm maupun off farm sehingga pengambilan kebijakan pun dapat dilakukan secara cepat dan komprehensif," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.