Dark/Light Mode

Catatan Joko Santoso

Budaya Literasi dan Ruang Belajar Sepanjang Hayat Bernama Perpustakaan Umum

Kamis, 8 September 2022 09:41 WIB
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas Joko Santoso (Foto: Istimewa)
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas Joko Santoso (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak tahun 1967, perayaan Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) telah berlangsung setiap tahun di seluruh dunia. Perayaan ini untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi sebagai masalah martabat dan hak asasi manusia, serta untuk memajukan agenda literasi menuju masyarakat yang lebih literat secara berkelanjutan.

Pada peringatan International Literacy Day (ILD), 8 September 2022 ini, UNESCO mengungkapkan, meskipun kemajuan telah dicapai, tantangan keliterasian tetap ada dengan setidaknya 771 juta orang muda dan orang dewasa tidak memiliki keterampilan literasi  dasar saat ini. Peringatan UNESCO ini amat penting untuk Indonesia. Sebelumnya, dalam laporan berjudul "Indonesia Economic Quarterly June 2018: Learning More, Growing Faster" (Hlm. 28), Bank Dunia menyebutkan bahwa lebih dari 55 persen orang Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan masih mengalami functionally illiterate, suatu keadaan terbatasnya kemampuan mengelola kehidupan dan pekerjaan sehari-hari akibat dari rendahnya daya baca. Berkaitan dengan hal itu, dijelaskan pula bahwa mereka "tidak dibekali kecakapan-kecakapan yang wajib dikuasai agar sukses di pasar tenaga kerja."

Baca juga : Belajar Dari Pak Hoegeng Sang Polisi Yang Berkarakter Pancasila

Keadaan demikian dalam konteks lokal bahkan nasional harus disikapi, bahwa ihwal literasi telah berubah dengan cepat selama beberapa tahun terakhir. UNESCO mencatat, setelah pandemi Covid-19, hampir 24 juta pelajar mungkin tidak akan pernah kembali ke pendidikan formal, di mana 11 juta diproyeksikan adalah anak perempuan. Untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, kita perlu memperkaya dan mentransformasikan ruang belajar yang ada melalui pendekatan terpadu dan memungkinkan pembelajaran literasi dalam perspektif pembelajaran sepanjang hayat. Hal itu hanya dapat dilakukan dengan melibatkan komponen di luar kelas-kelas sekolah, yakni perpustakaan umum dan komunitas di berbagai wilayah.

Hari Literasi Internasional tahun ini dirayakan di seluruh dunia dengan tema Transforming Literacy Learning Spaces, dan akan menjadi kesempatan untuk memikirkan kembali pentingnya ruang belajar literasi untuk membangun ketahanan dan memastikan pendidikan yang berkualitas, adil dan inklusif untuk semua orang. Hal ini sejalan dengan Manifesto Perpustakaan Umum yang dideklarasikan dalam World Library and Information Congress (WLIC) ke-87, pada 26-29 Juli 2022 lalu di Dublin, Irlandia. Perpustakaan umum, sebagai gerbang lokal menuju pengetahuan, menyediakan persyaratan dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat, pengambilan keputusan yang independen dan pengembangan budaya individu dan kelompok sosial. Hal tersebut, mendukung masyarakat berpengetahuan yang sehat dengan menyediakan akses dan memungkinkan penciptaan dan berbagi semua jenis pengetahuan, termasuk pengetahuan ilmiah dan pengetahuan lokal tanpa hambatan komersial, teknologi, atau hukum.

Baca juga : Kenaikan Harga BBM dan Pemangkasan Subsidi Angkutan Umum

Di setiap negara, tetapi khususnya negara berkembang, perpustakaan membantu memastikan hak atas pendidikan dan partisipasi dalam masyarakat berpengetahuan dan dalam kehidupan budaya masyarakat dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang. Manifesto ini menyatakan kepercayaan UNESCO pada perpustakaan umum sebagai kekuatan hidup untuk pendidikan, kebudayaan, inklusi dan informasi, sebagai agen yang penting untuk pembangunan berkelanjutan, dan untuk pemenuhan kebutuhan individu akan perdamaian dan kesejahteraan spiritual melalui pikiran bagi setiap orang. Oleh karena itu, UNESCO mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung dan terlibat secara aktif dalam pengembangan perpustakaan umum.

Akses Pengetahuan Masyarakat
Misi utama perpustakaan umum terkait informasi, literasi, pendidikan, inklusivitas, keterlibatan masyarakat dan budaya harus menjadi inti layanan perpustakaan umum. Melalui misi utama ini, perpustakaan umum bersumbangsih pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan pembangunan masyarakat yang lebih adil, manusiawi, dan berkelanjutan. Jabaran misi utama perpustakaan umum itu adalah sebagai berikut:

Baca juga : Ulama Dan Ribuan Santri Tanah Pasundan Doakan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024

1. Perpustakaan umum menyediakan akses ke berbagai informasi dan ide yang bebas dari sensor, mendukung pendidikan formal dan informal pada semua level sebagai pembelajaran sepanjang hayat yang memungkinkan pencarian pengetahuan yang berkelanjutan, sukarela dan mandiri, untuk semua orang pada semua tahap kehidupan;
2. Perpustakaan umum memberikan kesempatan untuk pengembangan kreatifitas personal, dan merangsang imajinasi, inovasi, keingintahuan, dan empati; Perpustakaan umum menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca pada anak sejak lahir hingga dewasa;
3. Perpustakaan umum memprakarsai, mendukung dan ikut serta dalam kegiatan dan program literasi untuk membangun keterampilan membaca dan menulis, dan memfasilitasi pengembangan literasi media dan informasi dan keterampilan literasi digital untuk semua orang di segala usia, dengan semangat membekali masyarakat yang berinformasi dan demokratis;
4. Perpustakaan umum menyediakan layanan untuk masyarakat, baik secara langsung maupun jarak jauh melalui teknologi digital yang memungkinkan akses ke informasi, koleksi perpustakaan, dan program literasi kapan pun diinginkan;
5. Perpustakaan umum memastikan akses bagi semua orang ke semua jenis informasi komunitas dan peluang untuk pengorganisasian komunitas, sebagai pengakuan atas peran perpustakaan sebagai inti dari tatanan sosial kemasyarakatan; 
6. Perpustakaan umum menyediakan akses bagi masyarakat ke pengetahuan ilmiah, seperti hasil penelitian dan informasi kesehatan yang dapat berdampak pada kehidupan penggunanya, serta memungkinkan partisipasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan;
7. Perpustakaan umum menyediakan layanan informasi yang memadai bagi badan usaha, perkumpulan dan kelompok kepentingan lokal;
8. Perpustakaan umum melestarikan akses ke data, pengetahuan, dan warisan lokal dan asli (termasuk tradisi lisan), menyediakan lingkungan di mana masyarakat lokal dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi materi yang akan dihimpun, dilestarikan, dan dibagikan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
9. Perpustakaan umum membina dialog antarbudaya dan melindungi keragaman budaya; dan
10. Perpustakaan umum mempromosikan pelestarian dan akses yang bermakna ke ekspresi dan warisan budaya, apresiasi atas seni, akses terbuka ke pengetahuan ilmiah, penelitian dan inovasi, seperti terekspresi pada media tradisional, serta bahan yang terdigitalisasi dan digital.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.