Dark/Light Mode

Kasus Suap Rektor Unila

KPK Geledah 3 Kampus Lain, Apa Yang Dicari?

Senin, 10 Oktober 2022 07:30 WIB
Mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (8/9/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc).
Mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (8/9/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc).

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah tiga kampus lain dalam pengusutan suap Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Lampung (Unila).

Yakni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Universitas Riau (Unri) dan Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh.

Kepala Pemberitaan KPK Ali Fikri belum bersedia berkomentar mengenai penggeledahan ini.

Koordinator Hubungan Masyarakat USK, Ferizal Hasan membenarkan kampusnya digeledah. “Iya benar. Berkaitan dengan kasus Rektor Unila,” ujar Ferizal.

Baca juga : Geledah Dua Tempat, KPK Sita Uang Rp 1 M

Rektor Unila Karomani terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Sabtu (20/8/2022). Ia menerima suap dari Andi Desfiandi terkait PMB jalur seleksi mandiri.

Ferizal mengemukakan, petugas KPK datang pada hari Jumat (7/10) dari pukul 10 pagi hingga lima sore. Penyidik bertanyatanya mengenai Seleksi Masuk Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN).

USK dan Unila tergabung dalam Badan Kerjasama (BKS) Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat. “Cuma kita tidak tahu mereka (Unila) buka jalur kayak gimana,” kata Ferizal.

Ia tidak mengetahui dokumen apa saja yang ditemukan petugas KPK dan disita.

Baca juga : Apeng Disel Isolasi

Adapun pihak Untirta dan Unri belum memberikan konfirmasi mengenai kabar penggeledahan KPK.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengemukakan Karomani aktif terlibat dalam menentukan kelulusan calon mahasiswa baru Seleksi Mandiri Masuk Universitas Lampung (Simanila).

Karomani mematok harga Rp 100 juta hingga Rp 350 juta agar calon mahasiswa bisa diterima tahun ajaran 2022. Ia meminta dalam bentuk deposito dan emas.

Suap tidak diterima langsung Karomani. Tapi lewat l Budi Sutomo, Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila; Muhammad Basri, Ketua Senat Unila, serta Mualim, Dosen Unila.

Baca juga : Bareskrim Tetapkan Dua Tersangka Baru

Ketiganya diberi tugas menyampaikan permintaan uang kepada orang tua calon mahasiswa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.